Mempertahankan Kemesraan

Renungan-Khusus-Persahabatan-dan-Cinta-Hari05

Baca: Yudas 17-23

1:17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.

1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.”

1:19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.

1:20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.

1:21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.

1:22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,

1:23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.

 

Ada cerita menarik ketika negarawan dan pengacara kondang Amerika, William Jennings Bryan (1860-1925) sedang dilukis potret dirinya. Sang pelukis bertanya, “Pak, kok rambutnya dibiarkan menutupi telinga?”

Bryan menjawab, “Oh itu ada cerita mesranya. Waktu mulai pacaran dulu, pacar yang sekarang sudah jadi istriku, tidak suka melihat telingaku yang menonjol keluar. Jadi, untuk membuatnya senang, kubiarkan saja rambutku tumbuh hingga menutupi telinga.”

“Itu kan sudah lama sekali,” sahut si pelukis. “Mengapa Bapak sekarang tetap tidak memotong rambut?”

“Karena,” kata Bryan mengedipkan matanya, “… cerita mesra kami masih terus berlanjut.”

Masihkah “kemesraan” ada dalam hubungan kita dengan Kristus? Ketika pertama kali mempercayai-Nya, kita bersukacita karena dosa kita diampuni dan kita diangkat menjadi anggota keluarga-Nya. Hati kita penuh melimpah dengan cinta kepada Tuhan kita. Kita rindu untuk menyenangkan-Nya.

Namun, dengan berlalunya waktu, kasih mula-mula yang tadinya berkobar mungkin telah mulai menjadi dingin. Sebab itu, kita perlu merenungkan perkataan Yudas yang tertulis dalam surat singkatnya, “Peliharalah dirimu … di dalam kasih Allah” (ay.21). Yesus mengungkapkan hal yang sama, “Tinggallah di dalam kasih-Ku” (Yoh.15:9-10). Kita memelihara kasih tersebut saat kita berfokus untuk menyenangkan Tuhan, bukan menyenangkan diri sendiri.

Teruslah menjaga kemesraan hubunganmu dengan-Nya.—DCE
 

Untuk memperbarui cintamu kepada Kristus,
renungkanlah kembali cinta-Nya kepadamu

 
Untuk direnungkan lebih lanjut
Bagaimana kamu tahu bahwa dirimu tinggal dalam kasih Allah? Langkah-langkah praktis apa yang dapat kamu ambil untuk tetap tinggal di dalam kasih-Nya?

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. yenni
    yenni says:

    Untuk memelihara kasih mula2 dngn Allah kita hrs selalu mengingat satu pujian yg selalu menguat kan iman percaya kita yg tidak akan goyah. Kasih Allah ku sungguh tlah terbukti ketika Dia srah kan Anak Nya, Kasih Allah mau berkorban bagi kau dan aku. tak ada kasih seperti kasih Mu……. pujian ini yg selalu membuat kami damai dan tetap menjaga kwalitas kasih kita kepada sang pencipta.Percayalah. Amien

  2. suripto
    suripto says:

    agar cinta kita kepada Allah tetap
    harus dibangun dengan Saat teduh, dan pujian penyembahan setiap hari..

  3. Syanet Manuhutu
    Syanet Manuhutu says:

    Awal perjumpaan dengan TUHAN dan ketika diubahkan mulai merasakan ‘Kasih Mula-Mula’ dalam hidup ini, karena terlalu bersemangat bahkan berapi-api sehingga membuat Kasih Mula-Mula itu hilang terkikis sedikit demi sedikit. Dari situ sy mulai belajar dan belajar untuk bagaimana caranya Kasih Mula-Mula itu bisa tetap dipertahankan
    1. Mulai memberikan kata-kata semangat sebelum tidur untuk bangun dipagi hati BERSAAT TEDUH bersama TUHAN.
    2. Belajar mengubah karakter sedikit demi sedikit dengan meminta pertolongan TUHAN ditiap setiap kali berdoa.
    3. Mendengar lagu rohani setiap hari agar telinga ini lebih terbiasa sambil mengingat kebaikkan TUHAN yang dibuat dalam hidupku baik itu SUKA maupun DUKA dab selalu BERSYUKUR untuk apa yang terjadi.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *