Di Bawah Kepungan
Selasa, 18 Agustus 2015
Baca: Filipi 2:1-11
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. —Filipi 2:4
Sepanjang Perang Bosnia (1992–1996), lebih dari 10.000 orang— penduduk sipil dan tentara—tewas di kota Sarajevo saat peluru dan mortir dimuntahkan dari arah bukit-bukit di sekitarnya. Peristiwa pengepungan terpanjang atas suatu ibukota dalam sejarah peperangan modern itu menjadi latar belakang dari novel mencekam karya Steven Galloway yang berjudul The Cellist of Sarajevo (Pemain Selo dari Sarajevo). Buku itu bercerita tentang tiga tokoh fiktif yang harus memilih untuk bersikap, apakah mereka akan sepenuhnya memikirkan diri sendiri dalam pergulatan untuk bertahan hidup atau mereka akan bangkit dari keadaan mereka yang mengenaskan dan mau mempedulikan orang lain di masa-masa yang sangat sulit itu.
Dari dalam penjara di Roma, Paulus menulis kepada orang Kristen di Filipi, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2:4). Paulus menyebut Yesus sebagai teladan agung dari suatu sikap yang mau mengutamakan orang lain, “Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, . . . telah mengosongkan diri-Nya sendiri, . . . merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (ay.5-8). Alih-alih memohon simpati dari orang lain, Yesus menyerahkan segala yang dimiliki-Nya demi menyelamatkan kita dari penindasan dosa.
Sebagai pengikut Yesus, kita terus-menerus ditantang untuk melihat keadaan yang ada menurut cara pandang-Nya dan menjawab kebutuhan orang lain dengan melayani sesuai kekuatan yang dilimpahkan-Nya, bahkan di tengah kesulitan yang kita alami. —David McCasland
Apakah kamu sedang mengalami masa-masa yang sulit saat ini? Apakah yang masih dapat kamu lakukan untuk orang lain?
Menerima kasih Allah bagi kita merupakan kunci untuk mengasihi sesama.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 100–102; 1 Korintus 1
KasihNya nyata dan ajarku untuk terus mengasihi dan memperhatikan kepentingan orang lain,…Amin
haleluya…..Kita tidak akan dapat mengasihi irang lain jika kasih Yesus tidak tinggal dalam diri kita..
Mat 7:12
thx buat penguatannya
kasih Allah tanpa syarat bagiku
ajar aku mengasihi seperti Engkau ya Tuhan
teguran buat sy supaya tdk egois. trima kasih. TUHAN memberkati
Thanks firmannya, sangat menguatkan sekali, God bless Us
terima kasih tuhan Yesus, karena Engkau kami selamat, semoga kamipun dapat menjalankan teladanMU diantara kami, aemoga Engkau menuntun kami dan mampukan kami untuk saling mengasihi sehingga namaMU di permuliakan …amin
amen
Mengasihi karena kita lebih dahulu dikasihi. Amin.
Tuhan Yesus Terkasih, terimakasih krn slalu ada untukku, terimakasih krn smakin hari aku smakin merasakan bhw Engkau begitu mengasihiku.
Thank’s atas sharingnya, saya belajar lagi tentang hidup yang sebenarnya dengan firman: Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (Flp. 2:4)
jika dengan ciptaanNYA saja saya tidak perduli, bohong jika saya perduli akan Tuhan, maka pembuktiannya jika saya perduli dan mengasihi orang-orang disekitar saya, apapun kondisi orang-orang tsb.
Amien..
Terima kasih Yesus ku karna kasih mu yg tulus aku menerima keselamatan itu : ajar aku Tuhan untuk selalu menyenakan hati Mu ajar aku Tuhan untuk selalu peduli pada se keliling ku orang2 yg membutuh uluran tangan ku. agar kasih Mu selalu nyata dlm kehidupan ku sehingga nama Mu selalu dimuliakan amien. Selamat ber aktivitas,Tuhan yesus memberkati kita semua.
gbu
ku..mau sprtiMU, Yesus… disempurnakan slalu… dlm sgenap jalanku memuliakan namaMU.