Semua Itu Layak
Kamis, 25 Juni 2015
Baca: 1 Korintus 15:30-38
15:30 Dan kami juga–mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?
15:31 Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”.
15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
15:34 Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
15:35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?”
15:36 Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
15:37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.
15:38 Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. —1 Korintus 15:36
Pada akhir abad ke-4, para pengikut Kristus tidak lagi dijadikan santapan singa untuk menghibur warga Roma. Namun hiburan yang berujung maut itu masih berlanjut sampai suatu hari seorang pria dengan berani melompat keluar dari tempat duduk penonton dan berusaha mencegah dua gladiator yang saling membunuh.
Nama orang itu adalah Telemachus. Sebagai seorang biarawan yang tinggal di gurun, ia datang ke Roma untuk berlibur. Namun ia tidak dapat menerima pertunjukan haus darah yang populer itu. Menurut Theodoret, seorang uskup abad ke-5 dan ahli sejarah gereja, Telemachus berteriak meminta kekejaman itu dihentikan. Namun ia justru dilempari batu sampai mati oleh para penonton. Kaisar Honorius mendengar tentang tindakannya yang berani itu dan memerintahkan diakhirinya hiburan maut tersebut.
Mungkin ada sebagian orang yang mempertanyakan tindakan Telemachus. Apakah itu satu-satunya cara untuk memprotes kekejaman olahraga berdarah tersebut? Rasul Paulus menanyakan pertanyaan serupa mengenai dirinya sendiri: “Mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya?” (1Kor. 15:30). Di 2 Korintus 11:22-33, Paulus memaparkan perjuangan berat yang harus dialaminya dalam melayani Kristus, dan banyak di antaranya membuatnya berhadapan dengan maut. Apakah semua itu layak diperjuangkan?
Paulus tidak pernah menyangsikan hal itu. Menukarkan hal-hal yang fana dengan kehormatan yang bernilai kekal merupakan investasi yang cemerlang. Kelak dalam kebangkitan kita, kehidupan yang telah dijalani demi Kristus dan sesama menjadi benih bagi kekekalan yang tidak akan pernah kita sesali. —Mart DeHaan
Bapa, berilah kami keberanian mengambil dan menjalani keputusan kami untuk menyatakan pengaruh yang diperbuat kasih Yesus dalam hidup kami. Tolonglah kami untuk tidak menukarkan nilai-nilai kekekalan dengan tawaran yang membawa kemudahan dan kenyamanan hidup.
Sekaranglah saat yang tepat untuk berinvestasi dalam kekekalan.
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 3–4; Kisah Para Rasul 7:44-60
rasa takut mendominasi . Help Me
sekarang & sampai selamanya, Amin.
Yah Tuhan Yesus,tuntun dan bimbinglah kami dalam menjalankan kehidupan kami yang saat ini tengah dihadapkan dalam persoalan kehidupan keuangan keluarga kami, kiranya dapatlah engkau memberikan jalan bagi kami unuk dapat menyelesaikan prsoalan kami saat ini,terima kasih Tuhan Yesus,terpujilah namamu, Amin
tsindir & sangat mngena..trims buat renungannya..Jbus
Aku bahagia menjalani penyiksaan yang diberikan mereka, karena ku tau….Tuhan bersamaku. Amin
tidak ada yg perlu di takutkan untuk yg bernilai kekal, krn Allah intervensi didalam nya. tks God
Bapa,tolong hindarkanlah jauh2 keluarga kami dari godaan2 duniawi….
Berilah kami kekuatan supaya kami bs ttp berdiri tegak pd kaki kami sendiri terlebih dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup ini & berikanlah kami terang supaya kami tidak jatuh dalam pencobaan. Amin Tuhan Yesus Berkati
So often we took it for granted.. Langsung ngerasa diri kebanyakan ga bersyukur dan kebanyakan ‘minta’ kalo liat our persecuted bro/sisters di Malaysia, China, Irak, Iran, India, dan banyak banget negara lain atau bahkan Indonesia sendiri yang teguh berpegang pada Kristus meskipun mereka dihina, dihancurin gerejanya, disiksa, dibunuh atau dibakar. Yang kaya gini ini penting dijadiin pengingat atau tamparan andai gua yang di posisi mereka yg kehilangan hampir segalanya yg dikasihi, apa masih sanggup ngomong “Mengikut Yesus keputusanku, no turning back” trus mati demi Kristus…
Sekali Yesus,selamanya Yesus