SinemaKaMu: Cinderella, Benarkah Keajaiban Itu Ada?
Oleh: Lisa Jong, China
(artikel asli ditulis dalam bahasa Mandarin: 有美德的地方就有奇迹——《灰姑娘》观后感)
Sebuah cerita lama yang selalu disukai, berkali-kali dikemas untuk penonton yang berbeda. Ya, Cinderella kembali merebut perhatian banyak orang, kali ini dengan sentuhan baru dari studio Disney. Aku sangat senang ketika tahu film ini akan tayang, karena aku sendiri adalah penggemar berat dongeng tentang para peri. Tanpa membuang waktu, aku segera memesan tiket bioskop untuk menontonnya. Tidak sabar rasanya melihat Cinderella dengan gaun dan sepatu kacanya! Aku juga penasaran ingin melihat bagaimana ibu tiri dan kedua saudara tiri Cinderella akan mendapat ganjaran atas perbuatan mereka di akhir cerita.
Sekalipun sebagian besar alur film ini sama dengan dongeng aslinya, tema yang ditonjolkan kali ini agak berbeda. Keajaiban yang dibuat ibu peri tetap dihadirkan, memunculkan kereta labu dan sepatu kaca yang pada akhirnya membawa sang pangeran bertemu dengan gadis yang tepat, Ella. Tetapi, ada penekanan-penekanan khusus yang diberikan di sepanjang cerita, misalnya potongan kalimat: “milikilah keberanian dan kemurahan hati”, “di mana ada kemurahan hati, di situ ada kebaikan”, “di mana ada kebaikan, di situ ada keajaiban”. Selain itu ditegaskan bahwa yang menarik hati sang pangeran bukanlah gaun baru atau sepatu kaca Ella, tetapi keberanian dan kemurahan hatinya.
Jika kamu pernah diperlakukan tidak adil dan direndahkan seperti Ella, atau diremehkan saat kamu menunjukkan keberanian dan kemurahan hati, mungkin kamu sangat mendambakan cerita seperti Cinderella ini menjadi kenyataan. Melihat Ella yang tampak begitu mempesona di dalam balutan gaunnya yang indah, akan menghangatkan hatimu. Melihatnya menarik perhatian banyak orang di tengah pesta, terutama perhatian sang pangeran, akan menyemangati jiwamu. Bukankah setiap kita pada titik tertentu dalam hidup kita pernah berharap bahwa keajaiban yang sama juga bisa terjadi dalam hidup kita? Bukankah akan luar biasa jika ada seorang pangeran yang dapat membebaskan kita dari segala derita, rasa malu, dan putus asa dalam hidup ini?
Tahukah kamu bahwa sekalipun keajaiban ala Cinderella itu tidak nyata, sosok pangeran—atau Raja, lebih tepatnya—itu benar-benar ada. Pangeran itu, Yesus Kristus, adalah Pemilik langit dan bumi, dan Dia datang ke dunia ini untuk mencari kita (tanpa perlu mengecek ukuran sepatu kita). Dia bahkan rela menderita untuk menggantikan kita. Dia menanggung hukuman maut yang seharusnya ditimpakan kepada kita (Yesaya 53:4) sebagai ganjaran terhadap dosa yang dilakukan oleh manusia pertama, Adam, yang membuat kita semua menjadi budak dosa. Yesus membayar harga untuk memerdekakan kita dari perbudakan dosa dengan darah-Nya, dengan hidup-Nya (Roma 6:23). Lebih hebat lagi, Dia mengenakan pakaian yang baru untuk kita, yang membuat kita dapat kembali serupa dengan Dia—bukan hanya keberanian dan kemurahan hati seperti yang dikenakan Ella, tetapi juga kekudusan, kebenaran, kelemahlembutan, dan kerendahan hati (Roma 13:14). Dia menjadikan kita sebagai mempelai-Nya, ikut memerintah di dalam kerajaan-Nya yang kekal, mengangkat kita sebagai anak-anak Allah dan ahli waris dari janji-janji-Nya (Galatia 4:7).
Kedatangan Yesus memberitahu kita bahwa kita tidak perlu lagi menjadi budak dari “ibu tiri” dosa. Kita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, yang telah datang dalam rupa manusia untuk membebaskan kita dari belenggu dosa. Dia mengundang kita untuk menjadi mempelai-Nya dan masuk dalam kerajaan-Nya. Aku telah menerima undangan-Nya beberapa tahun silam, dan sejak saat itu, aku menanti-nantikan tibanya hari istimewa, saat aku, seperti Cinderella, akhirnya dapat mengenakan gaun putih dan tinggal bersama Sang Pangeran, Sang Anak Domba, selamanya (Wahyu 19:7-9)
Bersediakah kamu juga menerima undangan-Nya?
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. (Yohanes 1:12-13)
Kemarin saya menulis dalam status FB saya sedang “Mencari Keajaiban”. Dan benar-benar KEAJAIBAN, hari ini renungan ini menjawab pencarian saya.
Saya sedang dalam situasi di mana saya merasa semuanya serba terlambat, lambat, lemot, lelet… atau semacamnya deh…
Ingin segera menyelesaikan ini dan itu… tapi semua tak memungkinkan, malah seolah semakin menyeret saya pada situasi sulit, terjepit.
Sesak nafas rasanya, sulit untuk berpikir mencari jalan keluarnya, apalagi untuk menghadapinya… sendiri… tanpa siapapun… benar-benar sendiri.
Itu pun yang dialami Cinderella. Sendiri menghadapi himpitan, tekanan, kesulitan yang didapat dari ibu tiri dan kedua saudaranya tirinya. Dia hanya berteman tikus-tikus dapur, yang tak mungkin melepaskan dirinya dari penderitaannya. Ajaib memang, karena pada akhirnya Cinderella menjadi Putri/Permaisuri.
Namun untuk jaman ini, “masih adakah ‘keajaiban’ itu?” Pertanyaan yang senada juga kerap kita lontarkan: Masih mungkinkah mukjizat-NYA terjadi sekarang? Pada zaman ini? Jika kita melihat sekeliling kita, tak ada satu pun alasan untuk kita meyakini bahwa akan ada jalan keluar dari kesulitan atau himpitan yang kita alami. Semua tampaknya mustahil… (biasanya sambil geleng-geleng kepala… 😀 ) Tapi hari ini, melalui renungan ini, saya diingatkan bahwa saya meletakkan iman saya kepada Pribadi yang luar biasa, yaitu Allah sendiri, Sumber segala keajaiban.
IBRANI 11:1 berkata “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Saya memang tidak melihat ‘kereta labu emas’, saya juga tidak melihat ‘sepatu kaca’, tapi saya memiliki IMAN kepada Allah yang telah dan sanggup melakukan perkara-perkara yang ajaib. Itu sudah cukup bagi saya untuk meyakini bahwa KEAJAIBAN dan MUKJIZAT-NYA akan terjadi dalam hidup saya. Thank’s GOD…!!! ENGKAU rela mati untuk memastikan KEAJAIBAN itu berlaku bagi semua anak-anak-Nya, termasuk saya.
dan… terima kasih, renungannya memberkati.
ulasan yang memberkati
Yesus kekasih jiwaku,Bapa dalam setiap nafas yang Engkau beri jadikan keajaiban untuk selalu bersyukur.
Amin…..
Tuhan Yesus, selamanya akan memberikan kita pertolongan yang kita harapkan sesuai waktunya yang kita perlukan melalui kuasa rohol kudusnya asalksn kita yakin dan percaya dan terus dengan setia memohon belas kasihann dan pengharapanya akan pertolongannya didalam mengatasi segala pergumulan persoalan hidup kita saat ini,
Membaca renungan ini mengingatkan saya waktu saya akan diteguhkan sebagai anggota SIDI gereja di gereja lokal saya.
Oma saya berkata : ” Selamat menjadi pengantin Yesus Kristus ”
Sangat dalam maknanya..
Semoga Roh Kudus menolong kita tetap setia hingga saatnya kita dijemput oleh Sang Pengeran kita, Tuhan Yesus..