Iman Seteguh Bukit Batu

Senin, 6 April 2015

KomikStrip-WarungSaTeKaMu-20150406-Iman-Seteguh-Bukit-Batu

Baca: Mazmur 18:2-4,47

18:2 Ia berkata: "Aku mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku!

18:3 Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!

18:4 Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.

18:47 TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku,

Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku. —Mazmur 18:3

Iman Seteguh Bukit Batu

Saya dan istri sama-sama mempunyai nenek yang berusia lebih dari 100 tahun. Ketika berbicara dengan mereka dan teman-teman mereka, saya mengenali suatu tren yang umumnya dilakukan kaum lansia saat mengenang suatu peristiwa: Mereka mengingat masa-masa sulit dengan perasaan nostalgia. Para lansia itu bergantian menceritakan pengalaman di masa Perang Dunia II dan Depresi Besar; mereka dengan gembira berbicara tentang kesulitan-kesulitan seperti badai salju, kamar kecil di masa kanak-kanak yang terletak di luar rumah, dan pengalaman kuliah mereka ketika harus makan sup kalengan dan roti basi selama 3 minggu berturut-turut.

Secara paradoks, masa-masa sulit justru dapat membantu untuk menumbuhkan iman dan memperkuat keakraban. Setelah melihat prinsip tersebut dihidupi secara nyata, saya dapat memahami lebih jauh salah satu misteri yang berkaitan dengan Allah. Pada intinya, iman adalah soal kepercayaan. Apabila saya memang teguh beriman kepada Allah, bukit batu kita (Mzm. 18:3), keadaan-keadaan terburuk sekalipun tidak akan dapat menghancurkan hubungan saya dengan sesama.

Iman seteguh bukit batu menolong saya percaya bahwa meskipun ada banyak kekacauan saat ini, Allah masih berdaulat. Meskipun saya mungkin merasa tidak dihargai, tetapi hidup saya sungguh berarti di mata Allah yang pengasih. Tidak ada penderitaan yang akan berlangsung selamanya, dan kejahatan tidak akan berjaya pada akhirnya.

Iman seteguh bukit batu bahkan dapat memahami peristiwa terkelam di sepanjang sejarah, yaitu kematian Sang Anak Allah, sebagai awal penting bagi momen paling cemerlang di sepanjang sejarah, yaitu kebangkitan dan kemenangan-Nya atas maut. —Philip Yancey

Tuhan, Engkaulah gunung batuku, sandaran imanku. Kulandaskan imanku pada-Mu dan bukan pada perasaanku yang tak menentu; jika tidak, aku pasti gagal.

Kristus, Sang Bukit Batu, adalah harapan kita yang pasti.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 4-6; Lukas 9:1-17

Photo credit: Franco Folini / Foter / CC BY-SA

Bagikan Konten Ini
18 replies
  1. melvin Tobondo
    melvin Tobondo says:

    Ya Tuhan Allah Bapa kami, Yesus Kristus yang berada di dalam kerajaan surga, kiranya dengan pergumulan yang kami hadapi di dalam kehidupasn keluarga kami saat ini, dapat lebih menumbuhkan iman percaya kami terhadap-Mu. Terima kasih atas segala pertolongan yang Engkau berikan kepada kami saat ini, hingga kami dapat menemukan jalan keluar di dalam menyelesaikan segala persoalan kehidupan kami saat ini, terima kasih Tuhan Yesus, terpujilah nama-Mu Bapa di surga, amin

  2. David Parulian
    David Parulian says:

    Terimakasih Tuhan buat berkat-Mu. Engkau memang gunung batu ku dan perisaiku. Bersama -Mu aku pasti bisa menaklukkan semua permasalahanku. Terimakasih. Amen

  3. Sushe Silalahi
    Sushe Silalahi says:

    Terimakasih Tuhan, atas kasih karuniaMu dalam hidupku, terimakasih buat kesetiaanMu d sepanjang hidupku, dlm setiap pergumulan yg kuhadapi. hnya Yesus harapan ku yang tak pernah mengecewakanku, Engkaulah penghiburku dan sahabat setiaku.
    Terimakasih Tuhan, Terimakasih, Halleluyaaa…Amen

  4. Kosianna Ambarita
    Kosianna Ambarita says:

    Ya tuhan segala jiwaragaku kuserahkan padamu tuhan yang mengatur segala langkah langkah ku amin

  5. Marcohutasoit
    Marcohutasoit says:

    Tuhan selalu melindungiku..
    Dia bentengku..
    Dia selalu lindungi aku dari hal hal jahat dan dunia.

  6. praise
    praise says:

    pointnya adalah justru di masa sulit iman dapat bertumbuh dan memperkuat keakraban. Tuhan adalah Gunung batu dan keselamatanku, Dia takkan pernah meninggalkan aku. Amin 🙂

  7. Apriyanti Mandasari
    Apriyanti Mandasari says:

    setuju, Iman adalah soal kepercayaan.. percaya bahwa Tuhan tak akan memberi ular beracun pada anakNya yang minta ikan. amin

  8. galih
    galih says:

    Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga , tempat berlindung kita paling aman , nyaman , terjamin adalah iman kepada ALLAH sampai selama – lamanya , lindungi , berkatilah kehidupan kami supaya kami juga dapat menyebarkan kasih perlindungan-Mu pada sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen

  9. diana chan
    diana chan says:

    Tuhan adalah Gembalaku, takkan kekurangan aku………
    Tuhan adalah kota benteng dan kubuh pertahananku………
    Terima kasih Tuhan Yesus, terima Bapa yang setia……
    Imanuel ^_^

  10. Novembta Balukh
    Novembta Balukh says:

    Allahku selalu mencukupkanku dalam keadaan apapun.. 🙂 God Bless you all.. amen

  11. Elsaday
    Elsaday says:

    Meskipun mungkin saya merasa tidak dihargai, tetapi hidup saya sungguh berarti di mata Allah yang pengasih.
    Trimakasih atas berkat-Nya. God bless us.. 🙂

  12. Yosefin Meyta
    Yosefin Meyta says:

    Renungan ini mengingatkan saya untuk bersyukur atas pencobaan dalam hidup saya, karena dengan begitu saya akan semakin dekat dengan Tuhan Yesus

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *