Siapakah Kamu?
Minggu, 29 Maret 2015
Baca: Matius 21:1-11
21:1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
21:2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
21:3 Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
21:4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
21:5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
21:6 Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
21:7 Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesuspun naik ke atasnya.
21:8 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
21:10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
21:11 Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
Dan ketika [Yesus] masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: “Siapakah orang ini?” —Matius 21:10
Dari waktu ke waktu, kita membaca tentang orang-orang yang tersinggung karena merasa tidak dihormati dan disegani sebagaimana mestinya. “Kamu tidak tahu siapa saya?” teriak mereka dengan nada marah. Sikap itu membuat kita teringat pada pernyataan yang berbunyi, “Jika kamu sampai perlu memberi tahu orang tentang siapa dirimu, mungkin sebenarnya dirimu tidaklah sepenting yang kamu kira.” Kita melihat dalam diri Yesus suatu sikap yang sangat bertolak belakang dengan keangkuhan dan peninggian diri seperti itu. Sikap itu bahkan ditunjukkan Yesus ketika Dia mendekati akhir masa hidup-Nya di dunia.
Yesus memasuki Yerusalem dengan disambut seruan pujian dari orang banyak (Mat. 21:7-9). Ketika orang-orang di seluruh kota bertanya, “Siapakah orang ini?” orang banyak itu menjawab, “Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea” (ay.10-11). Yesus tidak datang dengan menuntut perlakuan khusus, tetapi dengan kerendahan hati, Dia datang untuk menyerahkan hidup-Nya dalam ketaatan pada kehendak Bapa-Nya.
Perkataan dan perbuatan Yesus layak mendapat penghormatan, tetapi tidak seperti para penguasa yang gila hormat, Dia tidak pernah menuntut orang untuk menghormati-Nya. Masa sengsara yang dialami- Nya mungkin terlihat seperti kelemahan dan kegagalan terbesar-Nya. Namun demikian, keyakinan yang kuat akan jati diri dan misi-Nya menopang Yesus sepanjang saat-saat terkelam itu, yaitu ketika Dia mati untuk menebus dosa kita agar kita bisa hidup dalam kasih-Nya.
Yesus layak menerima persembahan hidup kita dan penyembahan kita hari ini. Apakah kita mengenali diri-Nya? —David McCasland
Tuhan, aku takjub akan kerendahan hati, kekuatan, dan kasih-Mu. Aku merasa malu dengan keinginanku untuk mementingkan diri sendiri. Kiranya dengan mengenal-Mu, keegoisan hatiku bisa berubah menjadi kerinduan untuk hidup sebagaimana Engkau hidup di bumi.
Sekali berjumpa Yesus, kamu takkan pernah sama lagi. OSWALD CHAMBERS
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-Hakim 7-8; Lukas 5:1-16
Amien…Ampuni aku Bapa yg tidak pernah bersyukur atas berkat-berkat Mu. Kiranya engkau selalu memberkatiku dan menemani aku selalu . Halleluya
Yah Tuhan Allah bapa kami yang berada didalam kerajaan surga, kami mengucap syukur kepadamu atas segala berkat dan kasih sayangmu yang engkau berikan kepada keluarga kami hinga saat ini kami dapat diperkenangkan kembali merasakan hari baru pemberian darimu, Yah Tuhan Yesus kiranya pada hari minggu ini, engkau dapat memberkati kehidupan kami sekeluarga didalam menjalankan segala aktivitas kami dan dapat menuntun kami agar kami dapat melaksanakan akan segala kehendakmu didalam hidup kami di pagi hari minggu yang indah ini, terima kasih Tuhan Yesus, terpujilah namamu bapa disurga, Amin
Aku ingin mengenal-Mu lebih dan lebih lagi.
Terima kasih untuk renungan hari ini yg mengajar kami untuk rendah hati, penuh cinta kasih
Amen Tuhan…
ya Tuhan Yesus TeladanMu begitu Agung..Ajari Hambam
Mu ini tuk Rendah Hati baik di HadapanMu maupun sesama ya Tuhan. Aminnn
YesusKu,Engkau terlalu sesuatu,trima ksih..berikn kmi hati sbgi seorg hamba sprtiMu..
Amin…
good…
Terpujilah ALLAH BAPA Yang Bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, sinar terang kasih-Mu selalu menerangi, mendamaikan kami di setiap kami berada di dunia yang sedang gelap ini, sertai berkatilah di setiap kehidupan kami agar cahaya kasih-Mu dapat menerangi di setiap kehidupan sesama kami senantiasa. Gbu us all. Amen
amin!
Amen ya Bapa..aku mau menjadi anak Mu yang selalu dengar-dengaran akan firman Mu