Kehilangan Arah

Selasa, 2 Desember 2014

Kehilangan Arah

Baca: 1 Timotius 6:6-10

6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman. —1 Timotius 6:10

Kehilangan Arah

Suatu survei online yang diselenggarakan oleh sebuah firma hukum di New York mengungkapkan bahwa 52 persen dari para pedagang saham, pialang, bankir investasi, dan pelaku bisnis jasa keuangan lainnya di Wall Street pernah terlibat dalam kegiatan ilegal atau meyakini bahwa mereka mungkin perlu melakukan kegiatan ilegal itu untuk mencapai sukses. Survei tersebut menyimpulkan bahwa para pemimpin dalam bisnis keuangan itu “telah kehilangan kompas moral mereka” dan “menganggap perbuatan ilegal di dunia usaha sebagai kejahatan yang wajar dan perlu”.

Saat membimbing Timotius yang masih muda, Rasul Paulus memperingatkan bahwa sifat cinta uang dan hasrat untuk menjadi kaya telah menyebabkan sebagian orang tersesat dan kehilangan arah hidup. Mereka takluk kepada beragam godaan dan terjerat oleh “berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan” (1Tim. 6:9). Paulus melihat “cinta uang” (bukan uang itu sendiri) sebagai akar dari “segala kejahatan” (ay.10), terutama kejahatan berupa ketergantungan pada uang dan bukan ketergantungan pada Kristus.

Dengan terus belajar melihat Kristus sebagai sumber dari segala yang kita miliki, kita akan menemukan kepuasan di dalam Dia dan bukan dari harta benda. Ketika kita mengejar kesalehan daripada kekayaan, kita akan memperoleh sebuah kerinduan untuk selalu setia dengan segala sesuatu yang sudah kita terima.

Dengan penuh kesadaran, marilah kita mengembangkan sikap puas di dalam Allah, dan dengan setia berserah kepada-Nya, karena Allah yang Maha Pemelihara akan menjaga kita senantiasa. —MLW

Bapa, aku mudah melihat bahwa cinta uang itu masalah orang lain.
Namun, aku sadar aku juga bergumul demikian. Aku perlu
pertolongan-Mu untuk belajar bersyukur atas semua pemberian-Mu.
Tumbuhkan dalam diriku sikap puas di dalam Engkau.

Cinta uang berarti lupa pada Sang Sumber Kehidupan.

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. juragan
    juragan says:

    dah berabad2 lamanya gw gak saat teduh
    berabad2 pula gak baca ayat
    ntah kenapa subuh gw pengen baca ayat dan saat teduh
    ketemu lah ayat ini..OMG kenapa pas banget 100000000%
    dengan yg sedang gw alami…

  2. ricky fernando barus
    ricky fernando barus says:

    saya merasakan perubahan setelah membaca Firman Tuhan yang sangat menyentuh dan mengubah hidup saya saat ini. terima kasih.

  3. Desta
    Desta says:

    iya, uang kadang membutakan mata orang-orang.
    mari belajar memberi dan bersyukur dengan keadaan kita,
    karena Tuhan Yesus akan memberikan kepada kita rezeki yang secukupnya. jd jangan serakah. 😀
    Tuhan memberkati kita semua.

  4. Agnes
    Agnes says:

    Agree, Amin.
    Tp sya ada prtnyaan: dlm hdup ddunia ini yg mmbutuhkn pendapatan dlm bntuk uang untuk dpt mmenuhi smua kebutuhan hidup, apakah salah jka qta brusaha sprti: kuliah n mncari prusahaan yg dpt mmberi pnghasilan yg bsar or lbh baik…??? dsb yg tdk mnyimpang.
    Trmsk ddlmnya pindah dr 1perusahaan ke prusahaan lain..???

  5. anita
    anita says:

    Terima kasih Tuhan aku sll diingatkan untuk bersyukur atas segala berkat yg telah kuterima dariMu. Amin.

  6. WarungSateKamu
    WarungSateKamu says:

    @Agnes: Salah satu tujuan bekerja adalah mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, jadi tidak salah bila uang menjadi salah satu pertimbanganmu dalam memilih pekerjaan. Yang salah adalah ketika uang menjadi satu-satunya tujuan dan motivasi kita bekerja, ketika pilihan-pilihan hidup kita dikendalikan oleh uang, ketika perusahaan yang menggaji kita menjadi tempat kita menggantungkan segala harapan kita. Sebelum pindah pekerjaan, mari bawa pergumulan kita dan periksa motivasi kita di hadapan Tuhan. Mohon Tuhan mengarahkan kita untuk menemukan pekerjaan yang dapat menjadi sarana mengekspresikan kasih kita kepada Tuhan dan sesama, sarana mengoptimalkan kemampuan/talenta yang Tuhan sudah berikan.

  7. Batara
    Batara says:

    Trims… buat penulis..
    Artikel yang sangat bermanfaat dan menguatkan hati saya yang bimbang…tentang uang..

    Artikel ini Dibaca.. di tahun – tahun akan datang… tetap.. bagus.. dan menguatkan.. hati..

    GBU…

  8. Imanuel
    Imanuel says:

    Amin
    Firman Tuhan yang sangat memberkati.
    Tuhan ajarlah saya selalu bersyukur dengan apa yang saya punya sekarang. Tuhan Yesus memberkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *