Single? Be Max – Be You!

Oleh: Lauren Fransisca

Be Max Be U

Memasuki usia yang sudah “cukup”, sama seperti kebanyakan orang, aku juga ingin sekali memiliki pasangan. Aku adalah tipe orang yang punya banyak banget perencanaan. Sejak kecil aku bahkan telah merencanakan umur berapa aku ingin menikah dan dengan tipe pria seperti apa. Kebayang dong bagaimana galaunya aku ketika target waktu yang kutentukan sendiri hampir lewat dan aku masih saja berstatus jomblo. Apalagi, melihat orang-orang di sekitarku satu per satu memiliki pasangan. Bersyukur bahwa Tuhan menjaga hatiku untuk tetap memercayai waktu-Nya, sehingga kegalauanku gak sampai membuatku jadi asal “comot” pacar untuk menikah.

Pandangan populer memberitahu kita bahwa memiliki pasangan menjadikan hidup kita lebih lengkap. Benarkah demikian? Seorang teman bahkan pernah memberiku ide yang menurutku agak gila: “menikah saja dulu, toh kalo tidak cocok kan bisa cerai, daripada kamu ketuaan dan gak laku lagi…” Sepertinya pernikahan adalah segala-galanya, tujuan utama dari hidup ini. Aku balik bertanya: “kalau hanya untuk cerai, mengapa harus menikah?”

Apakah status kita yang single menjadikan diri kita lebih buruk dari orang lain? Tidak juga. Apakah kita yang single lebih tidak bahagia dibanding mereka yang sudah menikah? Tidak juga. Banyak orang yang pernikahannya bermasalah, karena memang punya pasangan itu tidak menjamin kita bahagia. Malah status single sebenarnya memberi kita banyak keleluasaan untuk bergaul, belajar hal-hal yang baru, mengenal banyak orang, melakukan berbagai hal yang kita sukai, bahkan mewujudkan impian-impian kita tanpa harus terbebani dengan urusan rumah tangga.

Aku suka membayangkan menjalani masa-masa sendiri itu seperti mendaki gunung. Adakalanya kita merasa lelah, capek, dan ingin menyerah, karena puncak gunung itu tak kunjung terlihat dan tidak ada orang yang memberi kita semangat. Adakalanya kita merasa kesepian dan iri dengan orang-orang lain yang hidup bersama di lembah-lembah. Namun, sebenarnya perjalanan itu membuat otot-otot kaki kita menjadi jauh lebih kuat, kita makin tegar dan tidak mudah menyerah. Lebih dari itu, kita dapat melihat pemandangan dari puncak yang tak dapat dilihat oleh orang-orang yang tinggal di lembah. Tuhan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktu-Nya. Jangan berusaha “mempercepat” waktu Tuhan dan sok mencoba “membantu”-Nya. Kita perlu bertanya, apa yang Tuhan ingin kita pelajari dan lakukan dalam masa-masa sendiri. Mungkin ada karakter yang perlu diperbaiki, ada ketrampilan baru yang perlu kita latih, ada pelayanan yang perlu kita kerjakan. Dan masa yang tepat untuk itu adalah ketika kita belum berumah tangga. Masa single bukanlah masa untuk mengasihani diri sendiri, tetapi masa untuk kita menjadi maksimal.

Seorang pendeta pernah berkata, “Jika kita tidak merasa utuh saat kita masih single, jangan pernah berpikir kita akan menjadi utuh saat kita berpasangan, karena hanya Kristus sendirilah yang dapat membuat kita menjadi utuh dan penuh.” Aku pikir itu benar sekali. Banyak pernikahan bermasalah karena orang berharap pasangannya dapat memenuhi semua kebutuhannya, membuatnya menjadi utuh dan penuh. Secara tidak langsung mereka berharap pasangannya menjadi “Kristus” bagi mereka. Lalu mereka kecewa, karena pasangannya ternyata hanya seorang manusia berdosa yang sama seperti dirinya. Pernikahan tidak pernah dimaksudkan Tuhan menjadi pusat hidup manusia. Ingat saja bahwa Adam pun tidak pernah meminta calon pasangan pada Tuhan, ia enjoy hidup dengan Tuhan. Tuhan sendirilah yang berinisiatif memberikan pasangan bagi Adam, untuk memenuhi tujuan-tujuan-Nya dalam dunia ini. Pernikahan dipakai Tuhan untuk menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan umat-Nya. Tuhan-lah yang seharusnya menjadi pusat segala sesuatu. Kita dapat menjadi pribadi yang utuh ketika kita menjalani hidup bersama Kristus.

Bila kamu juga adalah seorang yang masih single, daripada galau mikirin pasangan yang belum jelas, mending kita giat mengejar hidup yang maksimal di dalam Tuhan. Bertumbuh menjadi makin serupa Kristus. Kita bahkan bisa mendoakan juga “calon pasangan” kita, ──jika Tuhan mau kita menikah nanti──agar ia juga memiliki karakter yang sesuai dengan sifat-sifat Kristus.

Kadang aku pikir kita seperti anak kecil yang memegang kuat-kuat boneka kumal kesayangannya ketika diminta oleh sang ayah untuk diganti dengan yang baru. Kita suka memegang kuat-kuat rasa galau, takut, dan cemas, padahal Tuhan ingin kita menyerahkan semua itu di tangan-Nya untuk Dia gantikan dengan kedamaian, ketenteraman, dan sukacita. Bapa kita tahu kerinduan kita untuk memiliki pasangan, namun lebih dari itu, Dia juga tahu apa yang terbaik bagi kita.

So, still single? No problem. Kita bisa tetep happy selama kita hidup di dalam Kristus. Jadikanlah Tuhan sebagai pusat utama hidup kita, hal-hal yang lain akan menempati posisi yang semestinya. Jangan cemas dan galau hanya karena umur; bukankah lebih baik tidak menikah dibandingkan salah menikah? Bawalah semua perasaan galau kita kepada Tuhan dan biarkan Tuhan memulihkan hati kita. Bawalah kerinduan kita untuk memiliki pasangan kepada Bapa kita di surga. Dia mengerti dan senang ketika kita meminta kepada-Nya, karena kita adalah anak-anak-Nya. Namun, ingatlah bahwa Bapa juga tidak akan sembarangan memberikan apa yang kita minta, apalagi ketika kita belum siap, karena Dia yang lebih tahu apa yang terbaik bagi kita. Trust God, trust His time … Pakailah masa-masa single untuk bertumbuh maksimal di dalam Kristus, dibentuk menjadi pribadi yang memancarkan keindahan-Nya.

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. Herlina
    Herlina says:

    Sangat meneduhkan keadaanku yg saat ini sedang galau akan waktuNya. Ternyata kusendiri tak memusatkan diriku padaNya, maka kegalauan ini tidak berhenti. Pusatnya Dia, galau akan hilang.

  2. jessica
    jessica says:

    amin.. trima ksh artikelnya..
    membuatku paham, mngerti dan dikuatkan..
    tdk prnh cemas dgn yang namanya single..
    God bless..

  3. PUTRI
    PUTRI says:

    Huaaa… Pas bangeeettt.
    Berasa kayak ditampar nih.
    Semoga senantiasa menomorsatukan Tuhan dalam segala hal.
    Amin

  4. emaema
    emaema says:

    Terkadang memang melepas kekuatiran itu sangat susah, banyak pertanyaan2 yang tidak kita dapatkan jawabannya secepat kilat. Saya pernah mengalami hal di mana ledekan teman-teman atas kejombloan saya membuat akhirnya saya memilih pacar yang salah. Salah dalam artian makin membuat kita jauh dari Tuhan. Sungguh renungan yang sangat membangun dan menyadarkan aq. Terimakasih

  5. Pingkan Singal
    Pingkan Singal says:

    Waktu Tuhan akan indah pada waktuNya. Sabar dan berserah. Percaya bahwa Tuhan kasi saya yg terbaik. Amin

  6. Natalia
    Natalia says:

    Wahhhhh sangat di berkati skalii, semoga aku selalu menjadi yg Yesus inginkan di masa” single ku ^_^

  7. Feby
    Feby says:

    100% setuju. Segalanya indah pada waktunya. Memang ada kalanya jadi capek menunggu datangnya pasangan hidup, tapi daripada menunggu dalam diam, lebih baik kita mempersiapkan diri sembari menunggu kan? 😉

  8. nitha
    nitha says:

    Renungan yg meneduhkan, menguatkan dan mmberi pengharapan buat setiap pribadi yg brgumul utk mncari pasangan hidupna.thanks ud mmbuka sudut pandang yg bru ttg waktu-Nya Tuhan & kehendak-Ny 🙂

  9. dss
    dss says:

    sangat memberkati…aku belajar gimana mengasihi Tuhan dengan kepenuhanku saat ini..single => fully devoted to God

    melatih diri utk lebih merindukan lebih dekat dengan Tuhan itu sendiri..daripada kerinduan akan pasangan hidup…. bahkan berpikir lebih jauh utk tetap bersuka cita apabila pun pada akhirnya tidak memiliki pasangan hidup… ini target pribadi buatku utk melatih diriku mengasihi Tuhan lebih dari segalanya..melebihi keinginan2 terbesar dalam hidupku 🙂

  10. Elisabeth
    Elisabeth says:

    Artikelnya membantu kita khususnya para single yg sering galau sama pasangan hidup.. intinya percaya saja. Jika Yesus ingin kita menikah,Dia akan memberikan jalannya yg diluar dugaan kita..
    Ada buku yg bisa di baca utk menguatkan wanita single judulnya Ladies in Waiting .. TOP bgt!

  11. Dan
    Dan says:

    @Lauren Fransisca memang sih semua indah pada waktuNya, tapi saat-saat menunggu begitu menderita. Seperti yg saya rasakan sekarang, besok ulang tahun saya, pinginnya sih ada pacar cantik yg ngucapkan selamat ulang tahun. Tapi kenyataannya sekarang lagi jomblo, sedih kan. Benar tidak bisa sembarangan asal comot, tapi kadang kepikiran juga cari pacar asal wanita. Pokoknya gak jomblo lagi. Dunia ini luas, tapi tak bisa dapatkan seorang wanita, apa jodoh kita yg jomblo-jomblo ini belum lahir? Doa kan saya ya biar cepat dapat pendamping hidup.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *