Tangan Allah
Baca: Mazmur 86:8-11
86:8 Tidak ada seperti Engkau di antara para allah, ya Tuhan, dan tidak ada seperti apa yang Kaubuat.
86:9 Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu.
86:10 Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah.
86:11 Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
Gerd Müller, yang dijuluki “Pembom” adalah salah satu penyerang terbaik dalam sejarah sepakbola Jerman. Ia memenangi Kejuaraan Eropa bersama Bayern Munich dan juga menjuarai Piala Dunia bersama tim nasional Jerman. Tidak banyak pemain yang dapat melampaui rekor gol yang dicetaknya. Namun yang luar biasanya, ketika untuk pertama kalinya ia mengikuti latihan, seorang pelatih melihatnya dan berkomentar: “Apa yang bisa aku lakukan dengan petani gemuk ini?”
Pernahkah Anda dibuat jengkel oleh perkataan orang seperti itu? Pernahkah Anda merasa ingin membalas dengan komentar Anda sendiri tentang diri mereka? Saya yakin kita pernah merasa demikian. Seringkali orang-orang yang merasa “jagoan” itu lebih baik tidak pernah mengucapkan apa-apa.
Syukurlah, perkataan mereka tidak menentukan segalanya. Allah berkata bahwa kita semua harus memberikan pertanggungjawaban atas segala yang pernah kita katakan pada hari penghakiman, jadi kita sudah tahu Dialah yang akan menentukan hasil akhir segalanya. Allah akan menjamin tegaknya keadilan dan segala kesalahan pasti akan menerima ganjarannya.
Tangan Allah yang mengendalikan segala sesuatu. Allah menentukan jalannya sejarah, dan tidak ada orang yang dapat mengubahnya. Segala bangsa yang dijadikan-Nya kelak akan datang sujud menyembah di hadapan-Nya, dan akan memuliakan nama-Nya (Mazmur 86:9). Allah mengizinkan berbagai macam situasi menempa karakter kita untuk tujuan yang sama, yaitu agar bumi ini dipenuhi ciptaan-ciptaan yang memuliakan-Nya. Tidak ada yang dapat menghindar dari kehendak Allah: di balik setiap pilihan bebas, keputusan dan tindakan, Allah memegang kendali.
Memahami hal ini tidak menjadikan Allah sebagai diktator. Dia memberi kita kapasitas untuk menanggapi apakah akan mengikuti arahan-Nya atau memercayai perkataan manusia. Pikiran dan keadaan kita mendorong keputusan yang kita ambil. Jalan hidup kita adalah hasil dari banyak keputusan (baik yang benar maupun yang salah) yang kita buat. Kita tidak berhak menyalahkan Allah atas pilihan-pilihan yang kita ambil atau atas perbuatan orang lain. Tetapi dengan mengingat bahwa tangan-Nya mengendalikan hasil akhir, kita akan tetap memilih menaati firman-Nya tanpa ragu sekalipun semua orang di sekitar kita memilih hal yang lain, karena kita tahu bahwa tidak ada hal yang terjadi di luar kehendak-Nya. Allah saja yang menentukan segalanya.
Tangan Allah mengendalikan jalannya sejarah dunia.
🙂 Bukan Trivia Piala Dunia
3. Apakah ada perkataan orang atau situasi tertentu yang membuatmu merasa bahwa menjaga hidup sesuai Firman Tuhan itu tidak banyak gunanya? Mengapa?
4. Mengingat bahwa yang menentukan hasil akhir hidup kita adalah Allah sendiri, bukan diri kita atau orang lain, bagaimana kamu ingin menjalani hidupmu ke depan? Hal-hal apa yang ingin kamu mulai atau ingin kamu lakukan lebih banyak, atau justru ingin berhenti kamu lakukan dalam hidupmu?
saat kita beranggapan yang merencanakan hidup kita adalah kita sendiri, namun sebaliknya yang menentukan seluruh rencana hidup dan hasil seluruhnya sejak kita belum lahir adalah ALLAH sendiri, Dia ingin kita semua memiliki hidup yang lebih baik dari apa yang kita putuskan atau rencanakan dan hidup yang juga dilengkapi dengan damai sejahtera-Nya sampai selama – lamanya. Gbu us all. Amien
Ampuni aku Tuhan yg masih suka2 dlm menjalani hidup. Tolong kami agar selalu mengandalkan Engkau dlm setiap hal. Apapun yg Engkau rencanakan utk kami,itulah yg terbaik. Kami percaya padaMu ya Allah. Amin
saya merasa sangat terberkati dengan firman ini. amin
Kalau dari saya. Saya selalu jengkel atau bahkan tersakiti dengan perkataan yang orang2 disekitar saya katakan, namun mereka juga tidak berpikir sebelum mengatakan hal tsb, apakah efek dari perkataan saya? apakah ada yang akan merasa tersakiti? dan kembali saya berpikir bahwa itu semua juga salah satu tantangan dari Tuhan, apakah kita akan membalas perkataanya dengan yang lebih pedas atau apakah kita akan sabar dan memberikan semua beban ke tangan Tuhan karena pada akhirnya Ia akan menghukum siapa yang berbisa. IMANUEL.