Gandum Di Puncak Gunung
Senin, 14 Juli 2014
Baca: Mazmur 72:12-20
72:12 Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong;
72:13 ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin.
72:14 Ia akan menebus nyawa mereka dari penindasan dan kekerasan, darah mereka mahal di matanya.
72:15 Hiduplah ia! Kiranya dipersembahkan kepadanya emas Syeba! Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!
72:16 Biarlah tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan; biarlah buahnya mekar bagaikan Libanon, bulir-bulirnya berkembang bagaikan rumput di bumi.
72:17 Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
72:18 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang melakukan perbuatan yang ajaib seorang diri!
72:19 Dan terpujilah kiranya nama-Nya yang mulia selama-lamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi. Amin, ya amin.
72:20 Sekianlah doa-doa Daud bin Isai.
Biarlah tanaman gandum berlimpah-limpah di negeri, bergelombang di puncak pegunungan. —Mazmur 72:16
Dalam hidup ini, saya sudah pernah mendaki sampai ke puncak sejumlah gunung di Amerika Serikat, dan saya dapat mengatakan bahwa tidak terdapat banyak tumbuhan di sana. Di puncak gunung hanya ada bebatuan dan lumut. Puncak gunung bukanlah tempat yang wajar untuk bertumbuhnya gandum dengan limpah-ruah.
Namun Salomo, yang menulis Mazmur 72, meminta kepada Allah untuk bertumbuhnya “tanaman gandum berlimpah-limpah . . . di puncak pegunungan,” yang akan menjadi ciri pemerintahannya sebagai raja. Apabila kehadiran gandum di puncak gunung itu tidak lazim, apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Salomo? Bahwa kuasa Allah dapat memberi hasil bahkan pada tanah yang sangat tidak menjanjikan?
Mungkin kamu merasa dirimu begitu kecil, dan tidak banyak yang bisa kamu persembahkan untuk kerajaan Allah. Yakinilah dengan teguh, bahwa melalui kamu, Allah dapat menghasilkan panen yang berlimpah. Inilah salah satu ironi dari iman: Allah menggunakan sesuatu yang tidak berarti untuk menghasilkan yang luar biasa. Tidak banyak di antara kita yang berhikmat atau mulia; kebanyakan dari kita tidak terkenal dan tidak begitu luar biasa. Akan tetapi, kita semua dapat dipakai oleh Allah. Dan berlawanan dari apa yang mungkin kita pikirkan, justru karena kelemahan kitalah, kita dapat dipakai oleh Allah (1Kor. 1:27-29; 2Kor. 12:10).
Kita mungkin dapat merasa terlalu angkuh, tetapi kita tidak akan terlalu kecil untuk dipakai oleh Allah. “Dalam kelemahan,” kita “telah menjadi kuat” (Ibr. 11:34). Oleh kuasa Allah yang dahsyat, kita dapat melakukan segala yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan. —DHR
Tuhan, Engkau berkarya melalui hal-hal sederhana—yakni kami
semua yang penuh kekurangan dan kelemahan ini. Kami sungguh
terpesona akan kuasa-Mu dan tidak habis pikir mengapa Engkau
memilih kami. Hati kami rindu untuk setia kepada-Mu.
Untuk dapat mengalami kuasa Allah, pertama-tama kita harus mengakui bahwa kita lemah.
Inspiratif, temanya unik 🙂
Bisa di copy kah??
Doa setelah Membaca Alkitab:
Tuhan, aku tahu aku ini kecil dan lemah
Kadang ingin berbuat lebih dari apa yang sudah kuperbuat sekarang
Kadang ingn menjadi besar sama atau melebihi orang lain
Kadang ingin melompat dan meloncat tiada henti mewujudkan idealisme masa muda
Tapi aku tahu bahwa inilah masa di mana aku perlu belajar bergantung dan bergantung pada kekuasaan ilahi
Karena kekuasaan ilahi itulah yang akan membuatku jadi bijaksana dan berhikmat
Dan, aku jadi rendah hati menghargaiMu dan orang-orang lain
Dan, aku tidak merasa aku bisa karena diriku sendiri tapi belajar berbagi hidup dan berbagi karya dengan orang lain
Aku mengucap syukur untuk FirmanMu hari ini
Yang menyatakan padaku bahwa aku tidak perlu jadi orang perkasa dan melakukan segalanya
Aku punya bagianku dan aku tinggal menjadi setia saja
Ajar aku menurut jika Engkau mau berbicara
Ajar aku bersabar terhadap dunia, dan orang lain
Ajar aku bersabat dengan keadaan
Dan, terutama ajar aku bersabar terhadap diri sendiri
Terimakasih Tuhan
Amin
Kok Salomon, bukannya INI DOA daud (72:20)
Halo Christi, pengamatan yang sangat baik… =) Jadi kitab Mazmur itu sendiri terbagi dalam 5 jilid. Pasal 42-72 termasuk dalam jilid kedua, dan lebih dari separuhnya memang merupakan doa dan nyanyian pengajaran Daud (meski ada juga mazmur-mazmur dalam jilid dua ini yang ditulis bani Korah, Asaf, dan Salomo — termasuk Mazmur 72 yang ditulis Salomo).
Nah, ayat 20 yang kamu tunjukkan merupakan penanda akhir jilid kedua, untuk membedakan kumpulan Mazmur yang banyak diasosiasikan dengan Daud dan kerajaannya dari kumpulan Mazmur selanjutnya yang ditulis oleh Asaf (pasal 73-83).