Babak Final
Jumat, 4 Juli 2014
Baca: Lukas 12:4-9
12:4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
12:5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
12:6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah,
12:7 bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
12:8 Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.
12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.
Ribuan orang memadati stadion di Rio de Janeiro untuk menyaksikan pertandingan final Piala Dunia 1950 antara Uruguay melawan Brasil, tuan rumah yang diunggulkan. Untuk pertama kalinya kejuaraan itu memakai sistem setengah kompetisi. Dalam pertandingan itu Brasil hanya perlu hasil seri untuk menjadi juara dunia. Di sisi lain, Uruguay hanya berhasil mencatat satu kemenangan dan satu seri, sehingga mereka harus mengalahkan sang tuan rumah. Namun tanpa diduga, Uruguay berhasil menyamakan kedudukan lalu mengalahkan Brasil. Meski telah memulai dengan baik, tim unggulan itu pun gagal pada pertandingan akhir.
Pernahkah Anda memikirkan “babak final” dari kehidupan—suatu peristwa yang tidak akan dapat kita elakkan? Cepat atau lambat kita akan berhadapan dengan kematian, memaksa kita untuk memikirkan di mana kita akan menghabiskan kekekalan—di surga atau di neraka. Saat kita berdiri di hadapan Sang Pencipta, pencapaian kita di masa lalu tdak akan berarti. Kita tidak dapat memakainya untuk menuntut surga, sama seperti Brasil tidak dapat mengandalkan kesuksesan mereka di masa lalu untuk meraih juara. Pada babak final itu, Brasil harus berjuang merebut kemenangan. Demikian juga kita. Namun bagaimana kita dapat mencapai standar Allah yang benar dan sempurna? Kita tidak dapat. “Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1Kor.15:57). Syukurlah, kita mencapainya bukan melalui upaya kita. Kematian Yesus di kayu salib membuka jalan bagi mereka yang percaya kepada-Nya untuk dapat masuk surga. Jangan gagal dalam babak final hidup ini. Percayalah kepada Yesus hari ini.
Memenangi pertandingan akhir adalah yang terpenting.
🙂 Trivia Piala Dunia
42. Siapakah pencetak gol terbanyak dalam Piala Dunia 1970?
43. Siapakah penjaga gawang yang dijuluki “si laba-laba hitam” dalam Piala Dunia 1966?
44. Tim manakah yang kalah karena gol Maradona yang disebut “Gol Tangan Tuhan”?
45. Hingga Piala Dunia 2010, manakah dari antara negara berikut yang belum pernah ikut dalam kejuaraan? Kuba, Jamaika, China, atau Finlandia?
hidup di dunia ini akan ada akhirnya, namun kasih ALLAH pada kita semua tidak akan ada akhirnya. Gbu us all. Amien