Kekecewaan
Jumat, 27 Juni 2014
Baca: Mazmur 73:17-26
73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kau jatuhkan mereka sehingga hancur.
73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
73:20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Meskipun dari luar mereka tampak kuat, kita dapat melihat kekecewaan di mata mereka dan mendengarnya lewat suara mereka. Mereka telah berjuang keras untuk dapat bermain dalam Piala Dunia. Selain berlatih keras, ada yang memboyong keluarga dari tempat mereka semula dan merelakan gaji mereka dipangkas agar bisa bermain dalam klub yang mereka yakini dapat meningkatkan peluang mereka untuk terpilih dalam tim. Namun ketika mereka telah terpilih, yang tak terduga terjadi—suatu cedera serius yang memaksa mereka mundur! Alangkah terpukulnya mereka, apalagi jika kejuaraan itu merupakan kesempatan terakhir bagi mereka.
Kita semua merasa kecewa ketika kenyataan tak berjalan sesuai dengan harapan kita. Namun besarnya dampak yang kita rasakan tergantung pada apa yang telah terjadi. Kemunduran sementara bisa jadi menyebabkan kesedihan yang hanya berlangsung sesaat. Namun suatu kehilangan yang bersifat permanen dapat menghancurkan dan membayangi kita hingga bertahun-tahun. Dalam Mazmur 73, kita melihat seseorang yang bergumul dengan kekecewaan. Situasi dan orang-orang dalam hidup Asaf membuatnya hampir tergelincir (ay.2). Ia bertanya-tanya mengapa ia harus hidup dengan benar (ay.13). Namun ketika ia mencari Allah untuk mendapatkan jawaban dan dengan sungguh-sungguh mengkaji ulang fokus hidupnya, ia mendapatkan kembali pemahaman yang benar, dan berkata, “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain [Allah]? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi” (ay.25).
Apakah Anda digelayut perasaan kecewa? Perkenankan Allah, dan bukan harapan Anda, menjadi fokus hidup Anda.
Kekecewaan dapat memukul Anda dengan telak.
Anda perlu fokus yang jelas untuk mengatasinya.
🙂 Trivia Piala Dunia
29. Apakah judul lagu resmi dari Piala Dunia 2010?
30. Siapakah wasit tertua yang pernah bertugas dalam pertandingan final Piala Dunia?
31. Siapakah pemain yang paling cepat dikartumerahkan dalam suatu pertandingan Piala Dunia FIFA?
🙂 Tahukah Kamu?
Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tercatat sebagai kejuaraan dengan cuaca terdingin, di mana pertandingan antara Brasil dan Korea Utara berlangsung di bawah suhu minus satu derajat Celcius.
Bagikan Komentar Kamu