Keadaan yang Panas
Senin, 30 Juni 2014
Baca: Efesus 4:20-32
4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus.
4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Selama bertahun-tahun, penyelenggaraan kejuaraan Piala Dunia telah diwarnai cukup banyak tindakan kekerasan. Tawuran yang terjadi antar pemain dan ofisial dari tim yang saling berhadapan maupun perkelahian antar penggemar dan suporter, telah mengakibatkan cedera serius, kerusakan harta benda, hingga kematian. Panasnya pertandingan di atas lapangan dapat menyulut pertikaian di antara penonton hingga ke luar stadion. Kebanggaan sebagai bangsa, rasa iri hati, atau dugaan kecurangan dapat menjerumuskan penonton untuk melakukan tindak kekerasan yang membabi-buta. Bahkan ada bangsa-bangsa yang berperang karena sebuah pertandingan sepakbola. Terkadang pertandingan itu hanya menjadi alasan untuk melampiaskan rasa permusuhan, frustrasi, atau kemarahan yang telah lama dipendam.
Rasul Paulus memahami bagaimana kemarahan yang tak terkendali dapat dengan cepat meningkat dan menjadi alat tipu daya yang sempurna bagi musuh kita. Ia mendorong kita untuk tidak memberikan kesempatan kepada Iblis dengan cara mengendalikan kemarahan kita. “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” (Ef. 4:26). Kita harus segera mengendalikan kemarahan sebelum kemarahan itu mengendalikan kita. Aristoteles pernah berkata, “Setiap orang bisa marah, itu mudah; tetapi marah kepada orang yang tepat, sampai batas yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk tujuan yang tepat, dengan cara yang tepat, tidak dapat dilakukan semua orang; itu tidak mudah.” Hanya perubahan total dari Allah yang dapat menolong kita (Ef. 4:20-24).
Kemarahan yang tak terselesaikan akan menambah beban dan memperberat kerja.
🙂 Trivia Piala Dunia
37. Pada tahun 1990, Roger Milla, dalam usia 38 tahun, menjadi pemain tertua yang pernah mencetak gol dalam sejarah Piala Dunia. Berasal dari tim manakah ia?
bisa mengendalikan amarah, emosi yang berlebihan, dan yang lainnya berarti menang melawan iblis yang ingin mempengaruhi kita dan itu merupakan senjata kita yaitu iman percaya terhadap TUHAN yang penuh anugerah kasih setia sampai selama – lamanya. Gbu us all. Amien