Lebih Dari Selayaknya
Jumat, 23 Mei 2014
Baca: Mazmur 103:6-18
103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;
103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.
103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
103:15 Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
103:16 apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.
103:17 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
103:18 bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya.
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita. —Mazmur 103:10
Terkadang saat orang menanyakan kabar, saya akan menjawab, “Baik, lebih dari yang selayaknya saya terima.” Saya ingat seseorang yang bermaksud baik membalas saya, “Tidak, Joe, kau layak mendapatkannya,” lalu saya menjawabnya kembali, “Sebenarnya tidak.” Saya bermaksud mengatakan bahwa yang benar-benar selayaknya saya terima adalah penghukuman Allah.
Kita dengan mudah melupakan betapa berdosanya seluruh diri kita. Sikap kita yang memandang diri lebih tinggi daripada yang seharusnya dapat mengurangi kesadaran akan besarnya utang budi kita kepada Allah atas anugerah-Nya. Jika demikian, kita telah merendahkan nilai pengorbanan yang telah diberikan-Nya demi menyelamatkan kita.
Kini saatnya menyadari kembali keadaan kita! Pemazmur mengingatkan kita tentang Allah dengan menyatakan, “Tidak dilakukan- Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita” (Mzm. 103:10). Ketika mengingat siapa diri kita di hadapan Allah yang adil dan suci, maka satu-satunya hal yang layak kita terima adalah neraka. Surga sama sekali tidak mungkin kita raih—kecuali oleh anugerah pengorbanan Kristus di kayu salib. Jika Allah hanya menebus kita dan tak melakukan apa pun lagi, itupun sudah lebih dari yang selayaknya kita dapatkan. Tak heran pemazmur pun berkata, “Setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia” (ay.11).
Setelah menyadari diri kita yang sebenarnya, pantaslah kita berseru, “Sangat besar anugerah-Nya, pembaru hidupku!” Allah telah memberi kita jauh lebih banyak dari yang selayaknya kita terima. —JMS
Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak menghukumku
setimpal dengan dosaku. Aku berutang budi pada-Mu untuk kasih dan
anugerah yang Engkau tunjukkan di atas salib demi keselamatan dan
pengampunanku—semua itu jauh melebihi yang layak kuperoleh!
Jika Allah hanya menebus kita dan tak melakukan apa pun lagi, itupun sudah lebih dari yang selayaknya kita dapatkan.
kita tidak ada apa – apanya di bandingkan dengan Allah kita yang berkuasa atas segala ciptaan-Nya, namun karena begitu besar anugerah kasih-Nya pada kita semua, kita mendapatkan keselamatan dan hidup kekal dari Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus yang rela berkorban di atas kayu salib untuk menebus dosa – dosa kita semua dan kelak kita akan bersama-Nya di Kerajaan Sorga sampai selama – lamanya. Gbu us all. Amen
Sebagai manusia berdosa, saya merasa malu karena Tuhan begitu mengasihi saya dan memberikan lebih dari apa yang selayaknya saya terima. Saya merasa tidak pantas menerima semuanya itu, karena sebenarnya dengan penebusan dosa pun itu sudah lebih dari cukup, yang selayaknya saya terima. Oh Tuhan, ampuni saya. Ampuni saya yang kadang tidak tahu diri dan justru berlagak sombong dengan apa yang sebenarnya tidak pantas saya terima, sehingga membuat seakan-akan pemberian Tuhan sangat rendah bagi saya. Dan terima kasih Tuhan, karena saya tahu Engkau begitu sangat mengasihi saya.
thanks buat renungannya, Gbu 🙂
Apapun yng saudara dan sya miliki itu hanyalah sebuah bonus dari TUHAN yng tidak selayaknya pun kita meninggikan hati kita krn memilikinya.
TUHAN telah memberi kita apa yng selayaknya tidak kita terima yaitu kehidupan, namun lewat Pengorbanan TUHAN YESUS dikayu salib yng menjamin kita jika Taat kepada-Nya..
GOD bless 🙂
Dengan apakah kubalas Tuhan, Selain Puji dan Sembah Kau…. 🙂
love You Jesus
Hidup akan lebih berarti jika kita mensyukuri setiap berkat yang tercurah.
Pengampunan adalah anugrah terbesar yang Tuhan berikan kepada kita manusia berdosa.
Lakukan lah yang terbaik yang mampu kita lakukan kepadaNya.
Ia akan terus menyempurnakan kita
Gb