Gangguan

Senin, 19 Mei 2014

Gangguan

Baca: Markus 5:21-34

5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau,

5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya

5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”

5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

5:28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”

5:31 Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. —Mazmur 33:11

Gangguan

Saya dan saudara perempuan saya tengah menantikan waktu liburan kami ke Taiwan. Kami telah membeli tiket pesawat dan memesan kamar hotel. Namun 2 minggu sebelum perjalanan tersebut, saudari saya diberi tahu bahwa ia tidak boleh ke mana-mana dan harus tinggal di Singapura untuk menangani sebuah keadaan darurat. Kami kecewa karena rencana kami terganggu.

Murid-murid Yesus sedang menemani-Nya dalam suatu pelayanan yang penting ketika perjalanan mereka terganggu (Mrk. 5:21-42). Anak perempuan Yairus, kepala rumah ibadat, sedang sekarat. Situasinya begitu mendesak, dan Yesus sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Yairus. Lalu, tiba-tiba, Yesus berhenti dan berkata, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” (ay.30).

Murid-murid terlihat kesal dengan gangguan itu dan berkata, “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” (ay.31). Akan tetapi Yesus melihat itu sebagai sebuah kesempatan untuk melayani seorang wanita yang tengah menderita. Penyakit wanita itu telah membuatnya dianggap terlalu najis untuk beribadah dan dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat selama 12 tahun! (lih. Im. 15:25-27).

Sementara Yesus berbicara kepada wanita itu, anak perempuan Yairus pun meninggal. Semuanya seakan sudah terlambat. Akan tetapi, penundaan tersebut justru membuat Yairus semakin memiliki pengenalan yang mendalam akan diri Yesus dan kuasa-Nya—bahkan kuasa-Nya yang mengalahkan kematian!

Terkadang kekecewaan kita dapat menjadi sarana Allah untuk menyatakan maksud-Nya bagi kita. —PFC

Kekecewaan dan maksud-Nya
Hal yang baik takkan ditahan-Nya;
Dari penolakan sering kita menerima
Kekayaan kasih-Nya yang tak terhingga. —Young

Lihatlah maksud Allah dalam pergumulanmu.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. vIna
    vIna says:

    Pernahkah kita menyadari bahwa terkadang lewat setiap kekecewaan yng kita alami, TUHAN menyelipkan sebuah mujizat.
    GOD bless 🙂

  2. galih
    galih says:

    sering atau terkadang kekecewaan, penyesalan itu kita anggap sebagai hasil kegagalan dalam suatu perbuatan, namun di balik itu tersimpan kasih anugerah-Nya yang luar biasa dan suatu pelajaran berharga yang dapat melangkahkan kehidupan kita yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Gbu us all. Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *