Melampaui Batas Kemampuan
Selasa, 8 April 2014
Baca: 2 Korintus 3:7-18
3:7 Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan Allah menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian
3:8 betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh!
3:9 Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.
3:10 Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti.
3:11 Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan.
3:12 Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh keberanian,
3:13 tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu.
3:14 Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan . . . kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya. —2 Korintus 3:18
Saya mempunyai seorang teman yang rasanya lebih baik dari saya hampir dalam segala hal. Ia lebih pintar; berpikir lebih dalam; dan tahu buku-buku yang lebih baik untuk dibaca. Ia bahkan sering mengalahkan saya dalam permainan golf. Menghabiskan waktu bersamanya menantang saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peduli kepada sesama. Keunggulannya atas saya telah mendorong saya untuk meraih dan melakukan hal-hal yang lebih baik.
Hal itu sejalan dengan prinsip rohani ini: Alangkah pentingnya menyediakan waktu merenungkan firman Allah agar kita dapat menjadi serupa dengan pribadi Kristus. Saat membaca tentang dampak kasih Yesus yang tak bersyarat bagi kita, saya pun tergerak untuk mengasihi sesama tanpa syarat. Belas kasihan dan anugerah-Nya yang cuma-cuma kepada manusia yang sungguh tidak layak menerimanya telah membuat saya malu pada keengganan saya mengampuni dan niat saya untuk membalas dendam.
Saya pun menjadi pribadi yang lebih bersyukur ketika menyadari bahwa meskipun hidup saya bobrok dan memalukan, Tuhan telah mengenakan keindahan dari kebenaran-Nya yang sempurna pada diri saya. Jalan-jalan-Nya yang ajaib dan hikmat-Nya yang tak tertandingi telah memotivasi dan mengubah diri saya. Rasanya sulit merasa puas dengan keberadaan diri saya sekarang ketika dalam hadirat-Nya saya didorong untuk menjadi semakin serupa dengan-Nya.
Rasul Paulus mendorong kita untuk menikmati sukacita ketika memandang Kristus. Ketika melakukan hal itu, kita akan “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar” (2Kor. 3:18). —JMS
Tuhan, tolong kami untuk datang ke hadirat-Mu dengan mata hati
yang terbuka untuk menyadari keberadaan-Mu dan kehendak-Mu
atas hidup kami. Terima kasih untuk penyataan diri-Mu kepada kami
dan sukacita yang kami nikmati dari agungnya kemuliaan-Mu.
Perubahan pasti terjadi ketika kamu hidup selalu dekat dengan Tuhan.
batas kemampuan kita memang terbatas dan hanya Dia yang mempunyai kemampuan yang tidak terbatas, namun Dia selalu memberikan kemampuan pada kita untuk selalu mengasihi Dia dan saling mengasihi sesama kita yang tidak terbatas. Gbu us all. Amin