Apa Arti Sebuah Nama?
Kamis, 3 April 2014
Baca: Yohanes 1:35-42
1:35 Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.
1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!”
1:37 Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
1:38 Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”
1:39 Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
1:40 Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
1:41 Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).”
1:42 Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”
Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku. —Matius 16:18
Teman saya menulis secarik surat kepada anaknya yang baru lahir dengan maksud agar surat itu dibaca sang anak setelah ia dewasa: “Putraku, Ayah dan Ibu berharap kau akan menemukan Sang Terang dan tetap berfokus kepada-Nya. Nama Mandarinmu adalah xin xuan. Xin berarti kesetiaan, kepuasan, dan integritas; xuan berarti kehangatan dan terang.” Dengan saksama, teman saya dan istrinya memilih nama itu sesuai dengan harapan mereka untuk putra mereka.
Ketika Yesus mengubah nama Simon menjadi Petrus/Kefas (Yoh. 1:42), nama itu tidak dipilih sembarangan. Petrus berarti “batu karang”. Namun butuh waktu bagi Petrus untuk dapat bersikap sesuai dengan nama barunya. Catatan perjalanan hidupnya memperlihatkan dirinya sebagai seorang nelayan yang dikenal gegabah dan “plin-plan”. Petrus berbantah dengan Yesus (Mat. 16:22-23), mengayunkan pedangnya untuk melukai seseorang (Yoh. 18:10-11), dan bahkan menyangkal telah mengenal Yesus (Yoh. 18:15-27). Namun dalam Kisah Para Rasul, kita membaca bahwa Allah bekerja di dalam dan melalui diri Petrus untuk membangun gereja-Nya. Petrus sungguh telah menjadi batu karang.
Jika kamu adalah seorang pengikut Yesus, seperti Petrus, kamu memiliki sebuah identitas baru. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul 11:26, “Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” Nama “Kristen” berarti “milik Kristus”. Dirimu sekarang menjadi milik Kristus. Nama itu mengangkat harkatmu dan memanggilmu untuk menjadi seseorang yang sesuai dengan rencana Allah. Allah itu setia, dan Dia akan meneruskan pekerjaan-Nya yang baik di dalammu sampai pada akhirnya (Flp. 1:6). —PFC
Ya Bapa, kami mengucap syukur untuk kehormatan luar biasa
sehingga kami boleh disebut anak-anak-Mu. Kiranya kami
semakin mengerti artinya dipersatukan dengan Putra-Mu,
Yesus Kristus. Bekerjalah di dalam dan melalui diri kami.
Kita memuliakan nama Allah ketika kita memanggil-Nya Bapa kita dan menjalani hidup sebagai anak-anak-Nya.
Bersyukur Dia mengubahkan status hidupku