Terbitnya Mentari

Sabtu, 1 Maret 2014

Terbitnya Mentari

Baca: Keluaran 3:1-12; Mazmur 119:18

Keluaran 3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.

3:3 Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?”

3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.”

3:5 Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”

3:6 Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

3:7 Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.

3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”

3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”

3:12 Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”

Mazmur 119:18 Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.

Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu.” —Keluaran 3:3

Terbitnya Mentari

Tadi pagi matahari terbit dengan indahnya, tetapi saya terlalu sibuk untuk menikmatinya. Saya tidak mengindahkannya dan sibuk dengan hal-hal lain. Saya terpikir tentang pemandangan indah itu beberapa saat yang lalu, dan saya pun sadar telah kehilangan kesempatan untuk memuji Allah pagi ini.

Di tengah hari-hari yang sibuk dan penuh dengan tekanan, masih ada berkas-berkas keindahan di sekitar kita yang memancarkan kebaikan Allah di sana-sini. Semua ini bagaikan cahaya surgawi yang menerobos masuk ke tengah alam semesta—ketika kita mau menyediakan waktu untuk berdiam sejenak dan merenungkan kasih-Nya atas kita.

Entah apa yang terjadi apabila Musa hanya melirik pada semak duri yang menyala “tetapi tidak dimakan api” itu (Kel. 3:2)? Entah apa yang terjadi apabila ia mengabaikannya dan dengan segera memilih untuk melakukan hal lain? (Tentu saja ia harus menjaga domba-dombanya dan melakukan tugas-tugas penting lainnya). Bisa jadi, ia akan kehilangan kesempatan luar biasa untuk bertemu dengan Allah yang hidup—peristiwa yang mengubah seluruh hidupnya (ay.4-12).

Adakalanya dalam hidup kita harus melakukan sesuatu dengan cepat. Namun secara keseluruhan, hidup haruslah dijalani dengan tidak terburu-buru dan lebih peka pada keadaan yang ada. Hiduplah dengan menjalani masa kini. Hiduplah dengan penuh kesadaran; dan lihatlah pancaran kasih Allah yang menerobos masuk dalam hidup kita. Hiduplah dengan memperhatikan keajaiban yang sedang terjadi, seperti peristiwa terbitnya mentari. Peristiwa itu mungkin bersifat sementara, tetapi itu melambangkan keabadian yang sedang menanti kita. —DHR

Bukakan mataku Tuhan,
‘Tuk lihat kebenaran-Mu
B’ri padaku kunci ajaib,
‘Tuk lepaskan belengguku. —Scott
(Kidung Puji-Pujian Kristen, No. 294)

Bukakan mataku Tuhan untuk melihat kebenaran-Mu.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Septian Siagian
    Septian Siagian says:

    Seperti matahari terbit demikianlah Kasih Bapa yang selalu bersinar dan tidak pernah terlambat pertolongan-Nya.

    Iya menopang yang lemah dan menguji yang kuat. Demikianlah Bapa bekerja, tidak ada yang perlu ku kuatirkan.

    Bapa menyertai kita semua,
    Amin

    Shalom

  2. anti
    anti says:

    kembali d tegur skaligus dikuatkan…bahwa kadang2 dalam rutinitas kita melewatkan kesempatan untuk menikmati karya Allah yang begi2 menakjubkan.
    GB

  3. yepi.lestari
    yepi.lestari says:

    Apa yng sudah dilakukan oleh Tuhan bansa Israel keluar dari budak Mesir,Tuhan juga sanggup melakukan untk BansaIndonesia keluar dri kuasa gelap menjadi terang,dan terangNya Kasih Yesus.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *