Siapa Yang Berada Di Pusat?

Selasa, 25 Maret 2014

Siapa Yang Berada Di Pusat?

Baca: Mazmur 33:6-19

33:6 Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

33:7 Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan, Ia menaruh samudera raya ke dalam wadah.

33:8 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia!

33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

33:10 TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa;

33:11 tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.

33:12 Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!

33:13 TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia;

33:14 dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.

33:15 Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.

33:16 Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.

33:17 Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.

33:18 Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,

33:19 untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. —Mazmur 33:11

Siapa Yang Berada Di Pusat?

Baru-baru ini, saya mengalami kondisi yang disebut sebagai “Momen Copernicus”. Saya dibuat tersadar bahwa diri saya bukanlah pusat dari alam semesta ini. Dunia ini tidak berputar mengitari saya. Dunia juga tidak bergerak menurut kecepatan, keadaan, atau kehendak saya.

Meski kita mungkin berharap tidak demikian, tetapi kenyataannya kehidupan tidaklah semata-mata soal diri kita. Justru sebaliknya, semuanya berpusat kepada Tuhan. Dalam Mazmur 33, kita membaca bahwa seluruh alam semesta berpusat kepada Allah dan berada di bawah kendali-Nya (ay.6-9). Allah menetapkan batas-batas air laut dan menempatkan samudera raya dalam wadah. Segala sesuatu di alam semesta berjalan menurut hukum-hukum yang ditetapkan-Nya.

Bangsa-bangsa juga berpusat kepada Allah (ay.10-12). Tidak ada rencana atau rancangan yang akan berhasil menggagalkan rencana Allah. Pada akhirnya, rencana Tuhanlah yang tetap bertahan hingga selamanya. Rancangan-Nya tidak akan pernah tergoyahkan.

Akhirnya, hidup seluruh umat manusia berpusat kepada Tuhan (ay.13-19). Allah melihat umat manusia secara menyeluruh. Allah menciptakan hati kita, dan Dia memahami semua yang kita lakukan. Dia pun memiliki kuasa untuk ikut campur tangan di dalam hidup kita dan melepaskan kita dari keadaan-keadaan yang berjalan di luar kendali kita.

Hidup kita diciptakan untuk berpusat kepada Allah, bukan pada diri kita sendiri. Alangkah bersyukurnya kita karena bisa melayani Allah yang sedemikian Mahakuasa dan yang memegang kendali atas setiap aspek hidup kita. —PFC

Ajari aku, ya Tuhan, untuk menjalani kebenaran Mazmur 33 dalam
hidupku sehari-hari. Biarlah aku tunduk kepada-Mu sebagaimana
seharusnya. Kiranya aku dan segenap penghuni bumi ini takjub
akan Engkau, karena firman dan rencana-Mu tetap selamanya.

Mematikan kepentingan diri berarti hidup untuk Allah.

Bagikan Konten Ini
1 reply
  1. Septian Siagian
    Septian Siagian says:

    Aku berencana untuk masa depan ku dan pasangan ku, aku membuat segalanya indah dimata pasangan ku, aku memohon kepada Bapa untuk memperlancar semua rencana dan impian ku. Meminta Bapa untuk menjadikan ku pribadi yang setia dan penyabar, jujur dan ulet, pintar dan rendah hati. Demikianlah permohonan yang memfokuskan pada diri ku.

    Aku hidup untuk Bapa, segala sesuatu Ia rencanakan bagi ku. Sesuatu yang tidak aku suka, dijadikan-Nya indah.

    Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *