Kekuatan Musik
Senin, 10 Februari 2014
Baca: Mazmur 59:7-17
59:7 Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota.
59:8 Sesungguhnya, mereka menyindir dengan mulutnya; cemooh ada di bibir mereka, sebab–siapakah yang mendengarnya?
59:9 Tetapi Engkau, TUHAN, menertawakan mereka, Engkau mengolok-olok segala bangsa.
59:10 Ya kekuatanku, aku mau berpegang pada-Mu, sebab Allah adalah kota bentengku.
59:11 Allahku dengan kasih setia-Nya akan menyongsong aku; Allah akan membuat aku memandang rendah seteru-seteruku.
59:12 Janganlah membunuh mereka, supaya bangsaku tidak lupa, halaulah mereka kian ke mari dengan kuasa-Mu, dan jatuhkanlah mereka, ya Tuhan, perisai kami!
59:13 Karena dosa mulut mereka adalah perkataan bibirnya, biarlah mereka tertangkap dalam kecongkakannya. Oleh karena sumpah serapah dan dusta yang mereka ceritakan,
59:14 habisilah mereka dalam geram, habisilah, sehingga mereka tidak ada lagi, supaya mereka sadar bahwa Allah memerintah di antara keturunan Yakub, sampai ke ujung bumi. Sela
59:15 Pada waktu senja mereka datang kembali, mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota.
59:16 Mereka mengembara mencari makan; apabila mereka tidak kenyang, maka mereka mengaum.
59:17 Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku.
Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersoraksorai karena kasih setia- Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. —Mazmur 59:17
Di Wales, musik yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok paduan suara kaum pria punya pengaruh yang besar pada budaya negeri itu. Sebelum Perang Dunia II, ada satu kelompok asal Wales yang bersaing secara sehat dengan sebuah kelompok serupa dari Jerman, tetapi keakraban itu berubah menjadi kebencian selama dan setelah perang berlangsung. Namun ketegangan itu pelan-pelan surut melalui pesan yang tercantum pada piala yang menjadi milik bersama kedua kelompok itu: “Bicaralah denganku, kau akan menjadi temanku. Bernyanyilah bersamaku, kau menjadi saudaraku.”
Kekuatan musik untuk memulihkan dan menolong jiwa merupakan anugerah dari Allah yang telah menghibur banyak orang. Mungkin itulah mengapa kita sangat menghayati kitab Mazmur. Dalam kitab itu, kita menemukan lirik demi lirik yang menyentuh hati kita dan yang memungkinkan kita untuk berbicara kepada Allah dari lubuk hati kita. “Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku” (Mzm. 59:17). Hebatnya, Daud menulis pujian ini ketika ia sedang dikejar-kejar oleh mereka yang ingin membunuhnya! Dalam situasi demikian, Daud tetap mengingat kuasa dan belas kasih Allah, dan bernyanyi tentang sifat-sifat Allah itu yang menguatkan dirinya untuk terus melangkah maju.
Kiranya Allah memberi kita sebuah pujian hari ini yang akan mengingatkan kita akan kebaikan dan kebesaran-Nya, apa pun yang mungkin sedang kita hadapi. —WEC
Aku bernyanyi bahagia,
Memuji Yesus selamanya;
Aku bernyanyi bahagia,
Memuji Yesus selamanya. —Crosby
(Kidung Jemaat, No. 392)
“Aku mau bernyanyi bagi TUHAN, bermazmur bagi TUHAN, Allah Israel.” —Hakim-Hakim 5:3
Banyak yang menggunakan musik sebagai terapi untuk merefreshkan diri dari beratnya beban hidup. Dalam keluarga, pekerjaaan, pertemanan, pendidikan, hingga pacaran akan memberi beban hidup tersendiri. Tidak sedikit yang menuntun diri untuk menikmati lagu-lagu sesuai dengan suasana hati, namun sedikit yang memanjatkan pujian kepada Bapa yang telah memberi roti dan anggur kehidupan kepada kita.
Kiranya suka-duka tetap ingat Bapa, karena suka-duka itu anugerah yang boleh kita rasakan dari Bapa.
Tuhan Yesus Memberkati,
Syalom
bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. karna Dialah sumber segala sukacita, mari bernyanyi meninggikan nama-Nya.
syalom
Bersyukur dan Bersukacitalah mereka yang dikaruniai Talenta Bernyanyi dan Bermusik.
bahkan ada Frasa Latin yang menyebutkan :
“Que bene cantat bis orat” yang artinya bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali.
Namun, diatas segalanya Allah adalah Seniman yang paling Hebat.