Kehilangan & Menemukan
Rabu, 23 Oktober 2013
Baca: Lukas 9:18-27
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. —Lukas 9:24
Ketika Bunda Teresa meninggal pada tahun 1997, orang-orang kembali mengagumi teladan kerendahan hatinya dalam melayani Kristus dan kaum yang sangat membutuhkan pertolongan. Selama 50 tahun, ia telah melayani orang-orang yang miskin, sakit, yatim piatu, dan sekarat melalui ordo Misionaris Charitas di Kalkuta, India.
Setelah mewawancarai beliau secara ekstensif, Malcolm Muggeridge, seorang wartawan asal Inggris menulis: “Pada masa kini, banyak orang yang berbicara tentang usaha menemukan jati diri, seolah-olah jati diri itu sesuatu yang perlu untuk dicari, seperti mencari nomor pemenang dalam lotere; lalu ketika ditemukan, jati diri itu ditimbun dan disimpan baik-baik. Sebenarnya, . . . semakin besar jati diri itu dicurahkan, semakin berlimpah jati diri itu. Demikianlah Bunda Teresa, dengan tidak menonjolkan dirinya, ia menjadi dirinya sendiri. Saya belum pernah bertemu seseorang yang lebih mengesankan daripada dirinya.”
Saya menduga bahwa banyak dari kita mungkin takut pada apa yang akan terjadi apabila kita menaati perkataan Yesus: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya” (Luk. 9:23-24).
Juruselamat kita mengingatkan para pengikut-Nya bahwa Dia datang untuk memberi kita hidup berkelimpahan (Yoh. 10:10). Kita dipanggil untuk kehilangan hidup kita demi Kristus, dan dengan melakukannya, kita menemukan kepenuhan hidup di dalam Dia. —DCM
“Angkatlah salibmu dan ikutlah Aku,”
‘Ku dengar panggilan Juruselamat;
Mungkinkah aku enggan memberi
Padahal Yesus telah beri seluruh-Nya? —Ackley
Ketika kita kehilangan hidup kita demi Kristus, kita menemukan kepenuhan hidup di dalam Dia.
jika kita mau membagi apa yg kita punya.. Misalkan kasih yg telah kita trima dari Dia, kasih yg kita berikan sesama, bukannya akan habis tetapi smakin bertambah.. Jika kamu siswa yg cerdas, ajarilah temanmu ketika belajar bukan ketika ujian.., yakinlah ilmu yg kamu miliki bukan berkurang tetapi smakin bertambah.. Karna jika kita memberi untuk membangun sesama, pastilah Allah akan memberkatinya.. Mari belajar memberi hidup kita untuk dipakai Dia menjadi sesuatu yg berguna.. Meskipun yg kita kerjakan hal yg kecil
Rendah hati, tulus, ikhlas saat berbagi dalam Kasih akan meninggalkan masalalu yang pahit. Kematian itu pasti soal tubuh, namun Kasih tetap hidup sampai selama-lamanya. Kekal dan abadi. Iman, pengharapan dan Kasih, yang terutama dari ketiganya ialah Kasih.
Amin