Mengucap Syukur
Selasa, 26 Februari 2013
Baca: Yohanes 11:32-44
Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.” —Yohanes 11:41
Suatu tragedi di tengah keluarga dapat meninggalkan kehampaan yang tak dapat diisi kembali oleh apa pun. Seorang bocah mengejar seekor kucing ke jalan raya lalu ditabrak sebuah truk. Ketika orangtuanya memeluk tubuh mungil yang sudah tidak bernyawa itu, sang kakak perempuan yang berusia 4 tahun hanya dapat menyaksikan dengan terpaku karena terguncang. Selama bertahun-tahun, kehampaan yang dialami karena peristiwa itu membuat keluarga itu terus bersedih. Ada perasaan yang membeku. Mati rasa menjadi sumber penghiburan. Rasanya tak mungkin dapat pulih kembali.
Penulis Ann Voskamp adalah si kakak yang berusia 4 tahun itu, dan duka yang timbul dari kematian adiknya telah membentuk pandangannya terhadap kehidupan dan Allah. Dunia tempat ia bertumbuh tidak mengenal konsep anugerah. Sukacita dianggap sebagai suatu pemikiran yang tidak realistis.
Sebagai seorang ibu muda, Voskamp bertekad untuk meraih sukacita dalam Alkitab yang terasa sulit untuk dialaminya. Kata sukacita dan anugerah berasal dari bahasa Yunani chairo, dan ia mendapatinya sebagai inti dari kata Yunani untuk ucapan syukur. Apakah memang sesederhana itu? pikirnya. Untuk menguji penemuannya, Voskamp memutuskan untuk mengucap syukur atas 1.000 anugerah yang telah dimilikinya. Ia memulai dengan perlahan, tetapi kemudian ucapan syukur pun mengalir dari hatinya dengan lancar.
Seperti halnya Yesus mengucap syukur sebelum, dan bukan sesudah, membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:41), Voskamp mendapati bahwa ucapan syukur membangkitkan sukacita yang semula telah musnah bersama dengan kematian adiknya. Sukacita datang dari ucapan syukur. —JAL
Tuhan, aku berterima kasih atas kuasa-Mu yang sanggup
membangkitkan orang mati. Kiranya perasaan sukacita
yang timbul dari ucapan syukur kami menjadi
benih-benih anugerah bagi mereka yang telah merasa putus asa.
Sukacita hidup datang dari hati yang mengucap syukur.
Mengucap syukur membuat hati menjadi damai sejahtera selalu. Gb us all.
Mengucap syukur berarti puas dan merasakan sukacita selalu dengan apa yang telah ada yang telah diberikan Allah pada kita. Gb us all.
buka hati kamu ya Bapa, agar kami selalu bersyukur atas apa yang telah Kau beri kepada kami. walau sekecil apapun itu, agar kami lebih bertumbuh lagi dalam iman kami pada MU. amin
Mengucap syukur tak selalu untuk hal-hal yang sudah terjadi dan sudah kita terima. Bisa juga untuk hal-hal yang akan terjadi dan kita imani. Amin.
Mengucap syukur karena Tuhan selalu ada Dan membimbing kita senantiasa 😀
terima kasih atas renungan hari ini.
mari mengucap syukur, mari bersukacita.
Mudah diucapkan tapi sering kali lupa, yaitu mengucap syukur…
Tks Tuhan saya diingatkan kembali lewat renungan ini dimana kadang lebih memilih bersungut dibandingkan mengucapkan syukur..
Renungan yang mengingatkan kita untuk selalu mengucap syukur.
tapi kita juga harus ingat kawan, mengucap syukur bukan hanya dalam kondisi yang sukacita, tapi juga di setiap kondisi hidup kita.
Godspeed. 🙂
Thank’s God,,,,lewat renungan ini kembali kami selalu di ingatkan untuk selalu mengucap syukur dalam segala hal baik Suka maupun Duka,,,Susah maupun Senang dimanapun kami Berada.
Bersyurlah kepada Tuhan sebab ia Baik Bawasanya Tuk Selamanya kasih Setianya
Halelluyah…..
wa wa wa wa wa amin
Aku mengucap syukur dalam segala hal baik suka maupun suka, terlebih saat terjadi berkat yang berkeliahan, syukurku tak henti hentinya.