Ulasan Film: Shaun The Sheep
Oleh Senjaya Citra
“Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1)
Pernah menyaksikan Shaun The Sheep? Atau paling tidak, tahukah kamu? Shaun The Sheep adalah film animasi berjenis clay animation yang secara teknik sebenarnya kuno. Dan serial ini tidak memiliki dialog, sehingga bahasanya lebih universal. Dengan rating semua umur, film ini menjadi salah satu serial paling populer di Indonesia.
Apa sih cerita Shaun The Sheep yang membuatnya begitu populer? Shaun The Sheep berisi potongan klip sepanjang 5-10 menit per klipnya. Isinya sangat ringan, menghibur, dan mengandung sedikit keteladanan bagi anak–anak. Ceritanya berlokasi di sebuah peternakan yang berisi beberapa ekor domba dan seekor anjing penjaga serta sang pemilik. Sang anjing begitu bodoh dan Shaun begitu pintar dan serba bisa–ia selalu menolong sang anjing dan kebutuhan dan keamanan peternakan.
Pernahkah kita berpikir, mengapa kita sering dianalogikan sebagai domba di Alkitab? Penggambaran di Shaun The Sheep membuat saya semakin mengerti alasan kita dianalogikan dengan domba di Alkitab.
Domba adalah hewan yang bodoh, sehingga sangat mungkin untuk jatuh dua kali di lubang yang sama–bahkan tiga atau empat kali. Seperti anggota peternakan lain yang selalu membuat masalah, kita sesungguhnya tidak jauh berbeda.
Yang kedua, domba adalah makhluk hidup yang buta arah. “Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.” (I Petrus 2 : 25). Hal ini menyebabkan domba lebih membutuhkan gembala dari hewan yang lain. Mereka perlu dituntun ke padang rumput dan air yang tenang. (Mazmur 23 : 1-2).
Namun seorang raja besar seperti Daud dengan rendah hati mengakui Allah sebagai gembalanya. Sungguh luar biasa arti ayat 1 dalam Mazmur 23 ini. “Takkan kekurangan aku” bisa diartikan tidak ada lagi yang aku butuh selain Tuhan. Dengan mengikuti Tuhan, kita akan menemukan padang rumput yang hijau dan air yang tenang (ayat 2).
Bersama Tuhan, kita yakin berada di jalan yang benar (ayat 3). Dan ketika kita melewati tempat yang berbahaya, Tuhan pasti akan melindungi kita (ayat 4). Ia juga akan menghibur kita saat kita gundah.
Menurut Daud, mengikuti Tuhan lebih dari cukup. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6 :33). Namun pertanyaannya, bagaimana mengikuti Tuhan tanpa harus mencemaskan yang lain? Bagaimana caranya tidak menginginkan yang lain?
Ayo bagikan pendapatmu untuk kedua pertanyaan di atas di dalam kolom komentar di bawah ini.
Mengikut Tuhan tanpa mencemaskan apapun memang bukanlah hal yang mudah.
saya secaara pribadi merasakannya.
bila melihat teladan para Rasul yang berani mati menjadi martir Tuhan sampai akhir nafas mereka, maka saya dapat menyimpulkan
bahwa, keberanian itu akan kita genggam bila kita meminta dan sungguh2 mau ikut Tuhan secara utuh.
perjalanan yg dialami oleh setiap manusia, pasti akan mengalami jatuh bangun secara rohani.
tapi Tuhan mau kita dapat memenangkan pertandingan ini dengan baik sampai akhir hidup kita,..
Mintalah maka Kau akan diberikan.
Smoga kita dapat berhasil memenangkan pertandingan hidup ini dengan baik, di dalam Tuhan. amiinnn ^_^
memang bukan hal yang mudah untuk tak mecemaskan hal lain dan tak menginginkan hal yang lain.
tetapi, semuanya pasti bisa kita singkirkan asal ada kemauan dan keberanian hati kita untuk mengikutiNya.
sampai saat ini, aku pun tetap belajar dan berusaha tuk semakin dekat denganNya. aku bukan manusia yang langsung bisa berubah sekejap saja. tetapi, aku mau dan aku berani mengikutiNya.
jadi pendapatku adalah asalkan kita mau dan berani mengikutiNya dan menyatakan bahwa Dialah Tuhan serta mengikuti kehendakNya dalam hidup kita walaupun terkadang sangat menyakitkan di awal, pada akhirnya ketika kita bersabar, Dia menunjukkan jalan dan berkahNya luar biasa dalam hidup kita.
maaf kalau salah kata, ini hanya pendapatku saja…Gbu
menurut pendapatku sih .. dengan keyakinan teguh (IMAN), pengharapan (sauh yg kuat dalam DIA), KASIH sejati(YESUS)
dengan ketiga2nya itu, niscaya kita dapat mengikuti DIA dan tidak menginginkan yg lain ; hanya DIA satu2nya jalan kebenaran dan Hidup..
Kalau kita yakin n percaya kepada Sang Pemberi Hidup utk apa kita mencemaskan kehidupan kit lagi
Dengan mnghadapi prmasalahan malah kita semakin dikuatkan utk tetap mengirjng Dia sampai mati
Seperti Paulus n Stefanus, kita mereka dirajam batu tidak ada hal yg mereka takutkan karena mati bagi Kristus adalah keuntungan dengan memuliakan nama Allah
Jadi, tidak ada yg perlu dicemaskan, karena aku yakin dan percaya jika Allah memberi ku hidup maka Allah sendiri yg memelihara ku..
Become a sheep which obey their shepherd 🙂
Menurut pendapat saya sebagai seorang yg masih jauh memahami isi dari firman Tuhan seutuhnya adalah menyadari dengan sesungguh-sunguhnya hasil karya dari semua sang pengcipta yang ada didalam isi dunia ini yang saya dan anda sebagai pembaca merasakannya didalam kehidupan saat ini, dan merasakan betapa kita saat ini merasa bersyukur telah diberikan nafas kehidupan sampai saat ini, itu tidak lain adalah semua dari berkat kasih sayang Tuhan Yesus yang telah diberikan kepada kita umat manusia.Untuk itulah kita harus merasa bersyukur dan memuja memuji dia sang pengcipta dunia ini yang tak lain adalah Yesus Kristus anak Allah yg telah menebus dosa kita melalui pengorbanannya di kayu salib, Amin