Tangan Bersih

Rabu, 26 Desember 2012

Tangan Bersih

Baca: Mazmur 24

“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, . . .” —Mazmur 24:3-4

Akhir-akhir ini tampaknya ke mana pun Anda pergi, Anda dapat membaca seruan yang menganjurkan orang-orang untuk mencuci tangan. Dengan terus adanya ancaman dari kuman dan virus yang dapat menyebarkan penyakit di tempat-tempat umum, pihak dinas kesehatan selalu mengingatkan kita bahwa tangan yang tidak dicuci menjadi sarana yang paling berbahaya bagi penyebaran kuman. Oleh karena itu, banyak tempat umum tidak hanya memasang tanda peringatan tetapi juga menyediakan cairan pembersih tangan untuk membantu pembasmian kuman dan bakteri.

Daud juga berbicara mengenai pentingnya “tangan yang bersih”, tetapi untuk suatu alasan yang jauh berbeda. Ia mengatakan bahwa tangan yang bersih adalah salah satu kunci untuk dapat memasuki hadirat Allah guna menyembah-Nya: “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?” tanyanya. Dan jawabannya? “Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya” (Mzm. 24:3-4). Di sini “bersih tangan” tidak mengacu kepada kebersihan diri, melainkan suatu metafora bagi kondisi rohani kita, yakni disucikan dari segala dosa (1 Yoh. 1:9). Istilah tersebut berbicara tentang suatu hidup yang berkomitmen pada apa yang benar dan saleh, yang kemudian memampukan kita untuk berdiri tanpa cela di hadapan Tuhan kita di dalam ibadah yang berkenan kepada-Nya.

Ketika hidup Allah nyata dialami di dalam kehidupan kita, Dia mampu menolong kita untuk melakukan apa yang benar sehingga tangan kita pun bersih dan hati kita siap untuk beribadah kepada Tuhan kita yang Mahabesar. —WEC

Ibadah, pujian, dan pengagungan,
Semua ditujukan bagi nama Yesus.
Berilah pengabdianmu dengan sukarela,
Nyatakan kasih-Nya senantiasa. —NN.

Beribadah dimulai dengan suatu sikap syukur atas penyucian oleh Allah.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Galih
    Galih says:

    Hati yang bersih,tulus,ikhlas,dan hidup berserah kepada-Nya akan membukakan pintu hati kita akan masuknya kehadirat-Nya ke dalam hati kita,
    hidup kita akan diperbaharui dan merasakan hidup sejati dengan sukacita damai sejahtera

  2. Galih
    Galih says:

    Hidup dan hati kita akan bersih bila kita menyerahkan kehidupan kita kepada-Nya dan tidak memikirkan hal-hal yang bersifat duniawi

  3. junita
    junita says:

    saya sering, ketika menghindar atau tidak taat pada Allah, tidak dapat menyembah-Nya sepenuh hati, tidak dapat merasakan hadirat-Nya..

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *