Perhentian Akhir

Senin, 31 Desember 2012

Perhentian Akhir

Baca: Mazmur 39:5-14

“Ya Tuhan, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku!” —Mazmur 39:5

Sembari kita menyambut Tahun Baru dengan beragam rencana dan resolusi, mari dengarkan perkataan dari orang-orang saleh di masa lalu yang mendorong kita untuk memikirkan sesuatu yang lebih suka kita abaikan, yakni kematian kita.

Thomas à Kempis (1379-1471) menulis, “Berbahagialah orang yang selalu memikirkan tentang waktu kematiannya dan setiap hari menyiapkan diri untuk mati.” Francois Fénelon (1651-1715) menulis, “Kita sangat menyesalkan kebutaan dari orang-orang yang tidak mau memikirkan kematian, dan yang memalingkan perhatian mereka dari suatu hal yang tak terelakkan, yang sebetulnya dapat membahagiakan apabila sering dipikirkan. Kematian hanya menggelisahkan orang-orang yang mementingkan hal-hal jasmani.”

Yang dimaksudkan oleh kedua tokoh ini bukanlah suatu kesenangan yang muram terhadap kematian, melainkan cara pandang yang dinamis terhadap kehidupan. Seperti pemazmur Daud, kita harus berdoa: “Ya Tuhan, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! . . . Ya, setiap manusia hanyalah kesia-siaan!” (Mzm. 39:5-6). Daud berbicara tentang orang yang bekerja di dalam kesia-siaan dan menimbun kekayaan tanpa tahu siapa yang akan meraupnya (ay.7). Ia menyimpulkan dengan menegaskan bahwa ia berharap hanya kepada Allah, satu-satunya yang dapat menjaganya dari suatu kehidupan yang penuh dengan pemberontakan dan bencana jiwa (ay.8-9).

Ketika kita berharap hanya kepada Allah, setiap hari kita patut merenungkan betapa singkatnya hidup kita di bumi. —DCM

Ya Tuhan, kami tahu singkatnya hidup kami di bumi jika dibandingkan
dengan kekekalan. Berkati kami, penuhi kami, dan pakai kami
untuk menceritakan kasih dan kebaikan-Mu sebanyak dan selama
yang kami bisa lakukan, sampai kami bertemu dengan-Mu. Amin.

Merenungi kepastian dari kematian dapat memberikan suatu cara pandang yang dinamis terhadap kehidupan.

Bagikan Konten Ini
1 reply
  1. Galih
    Galih says:

    Kematian di dalam dunia akan membinasakan jiwa kita selama-lamanya,tetapi kematian di dalam Tuhan akan menghidupkan jiwa kita selama-lamanya di kerajaan sorga yang kekal bersama Tuhan

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *