Turunkan Tangan Anda
Sabtu, 6 Oktober 2012
Baca: Mazmur 46
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! —Mazmur 46:11
Anda mungkin mengira sidik jari ibu saya akan tercetak di lutut saya saking seringnya ia mencubit lutut saya di gereja dan berbisik dengan tegas, “Diamlah.” Seperti kebanyakan anak laki-laki lainnya, saya mempunyai kebiasaan buruk karena tidak dapat duduk diam di tempat seperti gereja. Jadi selama bertahun-tahun, ketika membaca, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mzm. 46:11), saya mengartikannya sebagai bersikap tenang.
Namun bahasa Ibrani untuk kata diam berarti “berhenti bergumul”. Dalam kata ini terkandung konsep untuk menurunkan tangan dan membiarkan Allah terlibat dalam situasi kita tanpa campur tangan kita. Kata diam ini memberikan gambaran yang menarik, karena kita sering menggunakan tangan untuk menyingkirkan hal-hal yang menghalangi jalan kita, untuk melindungi diri, atau untuk menyerang balik. Ketika kita menurunkan tangan, hal tersebut membuat kita merasa tidak berdaya dan rentan—kecuali kita dapat mempercayai bahwa “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (ay.2), dan bahwa “Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub” (ay.8). Dengan kata lain, berhentilah bergumul dan nantikan Allah berkarya!
Dalam menghadapi segala situasi kehidupan, kita dapat mengalami damai sejahtera melalui sikap kita yang mempercayai kehadiran dan kuasa Allah di tengah kesulitan. Hal ini terjadi sembari kita menanti pertolongan-Nya dengan sabar dan dalam doa. Jadi turunkan tangan Anda, karena tangan Allah terus berkarya demi Anda! —JMS
Diam dan ketahuilah bahwa Dialah Allah
Karena jalan hidup ini curam dan keras;
Bukan apa yang Dia berikan yang diperlu,
Tetapi diri-Nya saja, itu sudah cukup. —NN.
Ketika kita menaruh masalah kita dalam tangan Allah, Dia menaruh damai sejahtera-Nya dalam hati kita.
Yesus, hanya padamu aku berserah… Ajarilah aku bersabar…
Di dalam tanganNya, kuserahkan segala pergumulan..
Allah terlibat dalam situasi kita tanpa campur tangan kita.
menanti pertolongan-Nya dengan sabar dan dalam doa.
Allah terus ….
Karena jalan hidup ini curam dan keras;
Dia berikan diri-Nya saja, itu sudah cukup
“Waktu engkau angkat tangan (menyerah/berserah), TUHAN turun tangan(mengambil alih)”
Terima kasih TUHAN ^_^
dalam segala sesuatu hal,yang kita lkukan Allah pasti ikut campur tangan,jngan lh tkut berbuat sesuatu