Dituntun Melalui Lembah Maut

Senin, 15 Oktober 2012

Baca: Mazmur 23

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? —1 Korintus 15:55

Saya pernah mendengar orang berkata, “Saya tak takut mati karena yakin akan masuk surga, tetapi saat menjelang kematianlah yang membuat saya takut!” Ya, sebagai seorang Kristen, kita dapat menantikan saatnya masuk surga, tetapi mungkin kita merasa takut pada saat-saat menjelang kematian. Kita tidak perlu malu untuk mengakuinya. Adalah wajar jika kita merasa takut pada kesakitan yang dialami menjelang kematian, pada perpisahan dengan orang-orang yang kita kasihi, pada keadaan keluarga yang berkekurangan, dan pada penyesalan atas kesempatan-kesempatan yang terlewatkan semasa hidup.

Mengapa orang Kristen tidak perlu takut akan kematian? Karena Yesus telah bangkit dari kematian, maka kita yang ada di dalam Kristus juga akan dibangkitkan. Itulah sebabnya dalam 1 Korintus 15:56-57, Paulus menyatakan: “Sengatan maut ialah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberi kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Saat menjelang kematian itu sendiri hanyalah tahap yang menuntun kita menuju kepada kekekalan bersama Allah. Ketika kita “berjalan dalam lembah kekelaman,” kita dapat berpegang pada firman Allah: “Sebab Engkau besertaku, gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku” (Mzm. 23:4). Ayat tersebut menggambarkan bahwa Tuhan datang mendampingi kita, untuk memberi penghiburan dan petunjuk tatkala Dia menuntun kita dalam melalui lembah kekelaman menuju ke “rumah Tuhan”. Di sanalah kita akan tinggal bersama-Nya selamanya (ay.6). —AL

Aku hanya perlu seberangi sungai,
Melangkah hingga tiba di tepiannya,
Sedih dan derita pun berakhirlah,
Tinggal bersama Kristus selamanya! —NN.

Kematian adalah kegelapan terakhir sebelum terang fajar surga.