Keseharian Baru

Senin, 27 Agustus 2012

Keseharian Baru

Baca: Ibrani 4:9-16

Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. —Ibrani 4:15

Seorang pendeta yang terlatih dalam konseling trauma dan kedukaan, mengatakan bahwa tantangan terbesar bagi orang yang terluka sering kali bukanlah sakit hati yang langsung dirasakan karena kehilangan tersebut. Masalah terbesarnya sering kali adalah menyesuaikan diri dengan keseharian hidup yang berbeda dari sebelumnya. Apa yang dahulu biasa mungkin takkan pernah biasa lagi. Maka tantangan bagi para penolong adalah menolong orang-orang yang terluka ini dalam menyesuaikan diri dengan “keseharian baru” mereka. Mungkin itu suatu keseharian baru dimana mereka tidak lagi punya kesehatan yang prima, hubungan yang baik, pekerjaan yang memuaskan, atau kehilangan orang yang mereka kasihi akibat kematian. Beratnya kehilangan itu memaksa kita untuk menjalani suatu hidup yang berbeda—betapa pun tak menyenangkannya itu.

Ketika kita menjalani “keseharian baru” itu, mudah untuk berpikir bahwa tidak ada yang mempedulikan perasaan kita. Namun itu tidaklah benar. Salah satu alasan Yesus datang adalah untuk merasakan hidup seperti yang kita rasakan: “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah iman besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (Ibr. 4:15).

Juruselamat kita menjalani suatu hidup yang sempurna, tetapi Dia juga mengetahui penderitaan yang dialami dunia yang bobrok ini. Dia mengalami dukacita, menderita sengsara, dan Dia selalu siap menguatkan kita ketika melewati masa-masa gelap dalam kehidupan yang memaksa kita menjalani suatu keseharian yang baru. —WEC

Bapa, terima kasih sebab tak pernah meninggalkan kami di masa-masa
tergelap hidup kami. Pimpin kami dengan kehadiran-Mu yang
sempurna untuk melewati perubahan-perubahan hidup, baik yang
mudah maupun yang sulit. Dalam nama Yesus, amin.

Di tengah padang gurun kedukaan yang kita alami, Yesus bisa menyediakan mata air pengharapan.

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. emily imani
    emily imani says:

    Sungguh nyata bhw Dia Allah yg mrasakan apa yg qt rasakan ketika didunia,Dia Allah yg tak pernah tinggalkan qt sedikitpun,AnugerahNYa yg mberikan qt kekuatan, penghiburan saat saat qt mlewati kehidupan yg gelap atau pnuh airmata dan kesusahan.Dan hanya Dia jugalah yg mampu memulihkan segala trauma akibat,penderitaan ataupun dukacita,Hanya Dia juga yg dapat mperbaharui hidup qt.TrimaKasih Tuhan utk Anugerah kasihMu dan PnyertaanMu selama hidup di dunia ini.

  2. Nico
    Nico says:

    Bisa nggak ya Santapan Hariannya dibuat PDF terus dijadikan satu PDF untuk satu bulan, jadi updatenya sebulan sekali???
    Terima Kasih, Tuhan Berkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *