Paguyuban Sahabat

Senin, 11 Juni 2012

Paguyuban Sahabat

Baca: Efesus 2:1-13

Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. —Efesus 2:13

Banyak siswa sekolah menengah yang menderita autisme atau Down syndrome merasa dijauhi dan terabaikan. Mereka sering makan sendirian di kantin yang penuh dengan orang hanya karena siswa lain tidak tahu bagaimana cara bergaul dengan mereka atau sekadar tidak peduli. Untuk mengatasi masalah tersebut, seorang ahli terapi bicara, Barbara Palilis, membentuk “Paguyuban Sahabat”. Ini adalah program yang mempertemukan antara siswa-siswa berkebutuhan khusus dengan yang tidak, dalam suatu acara makan siang dan kegiatan sosial. Melalui penjangkauan ini, kedua kelompok siswa tersebut dapat bersahabat dan terus diperkaya serta diubahkan melalui sikap saling mau menerima, mengerti, dan bersahabat.

Sikap mau berbaur merupakan inti dari Injil Kristus. “Allah yang kaya dengan rahmat, . . . telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan” (Ef. 2:4-5). Melalui iman di dalam Kristus, kita “yang dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah Kristus” (ay.13).

Posisi istimewa kita sebagai anggota “keluarga Allah” (ay.19) haruslah memberikan kepada kita mata untuk melihat dan hati untuk peduli kepada orang-orang yang sendirian dan terabaikan di sekitar kita. Andai hari ini, setiap dari kita menunjukkan kepedulian dan mau bersahabat dengan seseorang, betapa besar pengaruhnya bagi kita semua. —DCM

Aku butuh pertolongan. Seseorang hadir di sisiku,
Diutus sang Juruselamat untuk peduli dan menuntunku.
Kini aku membantumu. Kita tahu bahwa Dia hadir,
Mengasihi kita berdua dan menunjukkan kepedulian-Nya. —Verway

Jalinlah persahabatan, kuatkanlah yang kesepian, teguhkanlah yang lemah.

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. Uli
    Uli says:

    Setiap orang memerlukan sahabat. sudah seharusnya kita bersahabat dengan siapapun karena terlebih dahulu Yesus sudah menerima kita padahal kita sebanarnya bukanlah orang yang layak

  2. Uli
    Uli says:

    Situasi, lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda bisa sering tidak bersahabat tetapi Tuhan selalu menjadi Sahabat Sejati Anda dalam segala keadaan dan situasi! Itulah yang memampukan Anda tetap teguh dan tangguh di masa sulit!!!

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *