Menanti Dengan Sabar

Bacaan: Yohanes 11:1-44

Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada. —Yohanes 11:5-6

Walaupun saya sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, tetap saja ada beberapa aspek kehidupan Yesus yang membuat saya bertanya-tanya baru-baru ini. Saya membayangkan, bagaimana bunyi aksen Galilea-Nya, perangai apa yang dipelajari-Nya dari Yusuf dan Maria, dan siapa saja sahabat-Nya. Nah, bacaan hari ini cukup menjawab pertanyaan terakhir tadi. Walaupun Yesus menyebut murid-muridnya sebagai “sahabat” (Yoh. 15:15), namun Marta, Maria, dan Lazaruslah yang dituliskan sebagai yang dikasihi Yesus (Yoh. 11:5,36).

Yesus memperlakukan mereka yang dikasihi-Nya dengan cara yang unik.

Kedua kakak beradik yang merupakan teman baik Yesus itu telah mengirim kabar: “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit” (Yoh. 11:3). Bukannya dengan segera pergi menolong mereka, Yesus seolah mengabaikan seruan mereka yang meminta pertolongan, dengan tinggal lebih lama di tempat Dia berada. Ketika Dia datang, Dia terlambat hadir di pemakaman Lazarus! (ay.17-19). Wajarlah saudara-saudara Lazarus mengungkapkan kedukaan mereka: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (ay.21,32).

Jelas, ini bukan perlakuan yang pantas terhadap seseorang yang kita kasihi.

Akan tetapi Yesus telah mengatakan sesuatu yang tidak didengar oleh Marta dan Maria. “Penyakit itu tidak akan membawa kematian,” kata-Nya saat menerima kabar penyakit Lazarus. “Tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan” (ay.4).

Saat Yesus tiba, Dia menangis (ay.33-35). Sambil menangis, Dia mendatangi kubur Lazarus. Dan, seperti yang kita baca, seruan Yesus yang keras membuat Lazarus yang dikasihi-Nya keluar dari kubur (ay.43-44). Kedua saudari Lazarus benar-benar melihat kemuliaan Allah (ay.40).

Pernahkah kamu merasa diabaikan Tuhan? Seolah Dia tak mempedulikan tangisanmu?

Percayalah bahwa Dia punya maksud yang baik bagi masalahmu.

Percayalah bahwa Dia menangis ketika Dia melihat penderitaanmu.

Percayalah bahwa ketika kamu menanti dengan sabar, kamu akan melihat kemuliaan Allah. —Sheridan Voysey

Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN! (Mzm. 27:14)

Untuk direnungkan:

Karya Allah apa yang sedang kamu nantikan dalam hidupmu?

Bagaimanakah Allah membentuk karaktermu dalam masa penantianmu?

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. Windi Herra
    Windi Herra says:

    aku percaya Tuhan bahwa kau mengerti permasalahanku …
    aku percaya Kau menangis bersamaku …
    dan aku percaya Kau akan mengangkatku …
    karena tiada yang mustahil bagimu, Yesus …

  2. Ervin
    Ervin says:

    Karya Allah yg ku nantikan adl karya yg mulia seperti seni yaitu puisi dan design.
    Tuhan membentuk karakter ku melalui proses dlm menghadapi berbagai kesulitan, persoalan, tantangan, dan apapun yg terjadi.

  3. Elsa
    Elsa says:

    *karya Allah berupa kedamaian yang masih aku nantikan didalam hidupku
    *Tuhan Yesus membentuk karakterku dengan hal-hal / pergumulan yang bisa membuat imanku lebih kuat dan lebih dekat kepadaNya :*

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *