Meminta Maaf
Kamis, 10 Mei 2012
Baca: Matius 5:21-26
Sebab itu, jika engkau . . . teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, . . . pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu. —Matius 5:23-24
Mark telah mengecewakan temannya. Ia datang terlambat di restoran tempat ia seharusnya bertemu dengan teman itu. Temannya tersebut telah pergi. Dengan penuh rasa penyesalan, Mark membeli sebuah kupon makan dari restoran tersebut dan berhenti di sebuah toko kartu setempat untuk mencari selembar kartu permintaan maaf. Ia pun heran, karena di antara ratusan kartu yang ada, tidak banyak kartu yang berisi pesan “mohon maaf atas perbuatan saya” dan itu pun letaknya di bagian terpencil dari toko itu. Ia membeli salah satu kartu tersebut dan memberikannya kepada sang teman yang ternyata bersedia menerima permintaan maafnya.
Meski kartu permintaan maaf tidaklah populer, akan tetapi permintaan maaf sering dibutuhkan dalam relasi kita. Meminta maaf adalah perbuatan yang alkitabiah. Yesus memerintahkan para pengikut-Nya untuk berdamai dengan mereka yang tersinggung karena perbuatan kita (Mat. 5:23-24; 18:15-20). Paulus berkata, “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Rm. 12:18). Hidup dalam perdamaian kemungkinan besar memerlukan banyak permintaan maaf.
Permintaan maaf adalah hal yang sulit untuk dilakukan karena diperlukan suatu sikap rendah hati untuk mengakui kesalahan kita, dan mungkin ini tidak serta-merta bisa kita lakukan. Meski demikian, bertanggung jawab dalam suatu situasi ketika kita bertindak salah dapat membawa kesembuhan dan pemulihan dalam suatu relasi.
Apakah Anda telah mengecewakan seseorang? Buanglah kesombongan Anda dan mintalah maaf—bahkan ketika Anda tidak dapat menemukan kartu untuk menolong Anda mengatakannya. —AMC
Kapan pun Anda menyinggung teman,
Mintalah maaf dan berdamailah;
Karena jika Anda mengakui kesalahan,
Anda terhindar dari pertengkaran yang sia-sia. —Sper
Cara terbaik untuk berdamai adalah dengan meminta maaf.
minta maaf jika kita bersalah, dan semoga kita tahu kesalahan masing2 terhadap orang lain :))
maaf..
Nice artikel,
GBU,,
meminta maaf adalah tindakan dan menunjukan bahwa yang melakukannya adalah orang yang berjiwa besar dan bertanggung jawab.
Memaafkan, kadang kita tdk sanggup tuk memeaafkan tapi lbh cendrung menghakimi, kedagingan kitalah yang membuat seperti itu, mari kita belajar tuk memaafkan seperti YESUS yg mau memaafkan atas dosa dosa kita.
GBU all
meminta maaf dan memaafkan bukan hal yang lemah.. tetapi perbuatan yg mulia
maaf itu sulit, tapi itu jalan satu-satunya untuk memperoleh perdamaian.. Tuhan memberkati kita. amien