Yang Terbaik Dari Kita

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. –Efesus 2:8

Pablo Neruda, seorang penyair asal Chili, dulunya adalah seorang anak yang kesepian dan tidak bahagia, tidak memiliki saudara kandung atau teman. Pada suatu hari, ia memeriksa halaman belakang rumahnya dan menemukan sebuah lubang pada pagar yang mengelilingi pekarangan rumahnya. Tiba-tiba sebuah tangan mungil terulur ke arahnya dari balik pagar itu. Namun, seketika itu juga tangan itu lenyap. Di atas tanah telah tergeletak sebuah boneka domba kecil.

Pablo berlari masuk ke rumahnya dan keluar lagi sambil membawa barang terbaik yang dimilikinya—sebuah biji pinus. Ia menaruhnya di tempat boneka domba itu tergeletak, lalu lari kembali sambil membawa boneka tersebut. Boneka domba itu lalu menjadi milik yang paling disayanginya.

Pertukaran tersebut mengajarkan kepadanya suatu fakta yang sederhana dan mendalam: Salah satu hadiah terindah dalam kehidupan adalah ketika mengetahui bahwa ada seseorang yang mempedulikan kita. “Pertukaran hadiah yang sederhana dan misterius ini senantiasa kukenang,” katanya, “begitu menyentuh dan tak terlupakan.”

Membaca cerita ini membuat saya berpikir tentang hadiah-hadiah dari Allah bagi kamu dan saya—tangan-Nya yang terulur ke arah kita dengan kasih-Nya yang mengutus Putra-Nya Yesus untuk mati bagi dosa-dosa kita. Keselamatan adalah hadiah Allah yang “begitu menyentuh dan tak terlupakan”, yang kita terima dengan kasih karunia melalui iman.

Bagaimana seharusnya kita menanggapi anugerah dan kasih Allah kita yang tidak terbatas? Marilah kita membalasnya dengan memberikan yang terbaik dari kita, yaitu hati kita. (David Roper)

Bagikan Konten Ini
1 reply

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *