Penyembahan Yang Salah

Senin, 26 Desember 2011

Baca: Kisah Para Rasul 19:23-40

Bahayanya ialah bahwa perusahaan kita ini akan mendapat nama buruk. —Kis. 19:27 BIS

Jika Anda benar-benar ingin membuat orang-orang marah, hancurkanlah mata pencaharian mereka.

Kondisi perekonomian yang buruk dapat membuat para politisi jatuh dari kursi mereka, dan ancaman kehancuran ekonomi hampir membuat Rasul Paulus diusir dari Efesus.

Inilah yang terjadi. Paulus datang ke kota Efesus dan “berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah” (Kis. 19:8). Selama lebih dari 2 tahun ia memberitakan Injil, dan banyak orang mulai mengikut Yesus.

Karena Paulus begitu berhasil membuat orang-orang menyadari bahwa hanya ada satu Allah yang sejati, banyak warga Efesus berhenti menyembah dewi Diana. Ini adalah kabar buruk bagi para pengrajin perak setempat, yang mata pencahariannya adalah membuat dan menjual patung-patung dewi Diana. Jika ada banyak orang yang berhenti memuja dewi itu, bisnis mereka pun akan menjadi kering. Terjadilah suatu kerusuhan dan kekacauan ketika para pengrajin perak menyadari akibat tersebut.

Peristiwa di Efesus ini dapat mengingatkan kita untuk mengevaluasi alasan kita beribadah kepada Allah. Para pengrajin itu ingin mempertahankan kegiatan ibadah mereka sebagai suatu jalan untuk melindungi penghasilan mereka. Kiranya hal ini tidak pernah terjadi pada kita. Jangan pernah biarkan ibadah Anda kepada Allah menjadi jalan untuk memperoleh keuntungan.

Kita beribadah kepada Allah karena kasih-Nya kepada kita dan karena diri-Nya, bukan karena mengasihi-Nya dapat menolong kita untuk memperoleh kemakmuran. Marilah beribadah kepada Allah dengan cara yang benar. —JDB

Kita beribadah kepada Allah karena diri-Nya,
Dan bukan karena apa yang akan kita terima;
Ketika kita mengakui sebesar apa utang kita,
Kita akan mensyukuri bahwa Dia telah melunasinya. —Sper

Jangan beribadah kepada Allah demi mendapat berkat dari-Nya, karena Anda sudah memperolehnya.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Alberth
    Alberth says:

    Bekerjalah di ladang Tuhan bukan karena lahan itu “basah”, tapi biarlah itu didasari oleh kerinduan kita untuk merangkul lebih banyak lagi “jiwa-jiwa baru” dengan hati yang sukarela =)

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *