Satu Demi Satu Jiwa

Jumat, 21 Oktober 2011

Baca: Filemon 1:12-22

Bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih. —Filemon 1:16

John Woolman adalah seorang pengkhotbah keliling dari kelompok Quaker yang memiliki misi pribadi untuk mengakhiri perbudakan pada zaman kolonial di Amerika. Woolman menemui para pemilik budak untuk mengemukakan ketidakadilan dari sikap yang menganggap manusia lain sebagai harta milik. Meski Woolman tidak menghapuskan perbudakan secara tuntas, ia berhasil membujuk banyak pemilik budak untuk membebaskan budak mereka. Keberhasilannya diraih melalui pendekatan pribadi kepada masing-masing orang.

Kitab Filemon memuat kisah tentang pendekatan pribadi yang serupa. Onesimus adalah seorang budak yang melarikan diri dari Filemon, tuannya yang adalah seorang Kristen. Onesimus menjadi seorang percaya melalui pelayanan Paulus, dan sekarang Paulus mengirimnya kembali kepada Filemon dengan kata-kata ini: “Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih” (ay.15-16). Meski kita tidak tahu apakah Onesimus kemudian dibebaskan dari perbudakan atau tidak, imannya yang baru di dalam Yesus telah mengubah hubungannya dengan tuannya yang Kristen. Sekarang Onesimus menjadi saudara seimannya dalam Kristus. Paulus mempengaruhi dunianya dengan memenangkan jiwa satu demi satu.

Dengan kuasa injil yang sanggup mengubahkan, perubahan dapat terjadi pada orang-orang dan situasi yang ada. Sama seperti Woolman dan Paulus, marilah kita berusaha mempengaruhi dunia dengan memenangkan jiwa satu demi satu. —HDF

Jika aku dapat menolong hati yang terluka,
Jika dengan kasihku, aku dapat memberikan
Banyak berkat yang akan lebih menolong mereka—
Tuhan, tunjukkan kepadaku bagaimana caranya. —Brandt

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk orang lain adalah dengan menunjukkan kebenaran kepadanya.

Bagikan Konten Ini
4 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *