Bapa Segala Dusta
Minggu, 30 Oktober 2011
Baca: Yohanes 8:37-47
Apabila ia [Iblis] berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. —Yohanes 8:44
Kendali Iblis atas umat manusia dimulai ketika ia berhasil memperdaya pikiran Adam dan Hawa untuk melawan Allah. Supaya berhasil, ia harus mengucapkan dusta tentang Allah kepada mereka—dan mereka harus terperdaya olehnya. Di saat yang menentukan itu, ia berdusta kepada mereka tentang kebaikan Allah, firman Allah, dan maksud Allah (Kej. 3:1-6).
Iblis masih tetap menggunakan cara lamanya tersebut. Yesus berkata bahwa ketika Iblis “berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta” (Yoh. 8:44). Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan ketika masalah mengusik hidup kita, bapa segala dusta berbisik di telinga kita, dan tiba-tiba kita mempertanyakan kebaikan Allah. Ketika kita diminta untuk mengikuti perintah-perintah-Nya, kita terlebih dahulu meragukan apakah firman-Nya benar-benar dapat dipercaya. Ketika Yesus berkata kepada kita seperti, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi” (Mat. 6:19), Iblis berkata kepada kita bahwa kehidupan yang indah itu berarti mengumpulkan harta di bumi, dan ini menyebabkan kita meragukan maksud baik Allah.
Masalahnya adalah bahwa kita, seperti Adam dan Hawa, mempercayai dusta Iblis. Dan ketika kita jatuh dalam hal ini, kita melemahkan kesetiaan kita kepada Allah. Setelah itu, musuh kita meluncur pergi untuk mencari korban berikutnya, dan kita pun ditinggalkan begitu saja dalam penyesalan diri dan kesadaran bahwa dusta si Iblis telah berhasil membujuk kita untuk menjauh dari Sahabat kita yang sejati dan terkasih. Perkataan siapakah yang Anda simak akhir-akhir ini? —JMS
Iblis bisa menjeratmu kapan saja
Dan menghentikanmu di jalan yang kau tempuh,
Maka berjaga-jagalah dan percayalah pada firman Allah,
Tolaklah serangannya yang dahsyat. —Branon
Kuasa Iblis tidak dapat menandingi kuasa firman Allah.
Wow, renungan yg bagus. BTW, knp gmbrny seorang wanita memakai headset y? Hehe. 😛
Selalu bergantung pada Bapa di sorga ^^
Dalam gambaran saya di masa kecil , menjadi wanita dewasa yang bekerja sangat menyenangkan, bisa memakai baju yang bagus, bisa bebas, dan yang paling penting bisa menghasilkan uang sendiri.