Ulang Tahun Ke-1.000
Jumat, 30 September 2011
Baca: Amos 4:7-13
Bersiap untuk bertemu dengan Allahmu. —Amos 4:12
Dalam bukunya Long for This World (Merindukan Dunia Ini), Jonathan Weiner menulis tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang berjanji untuk memperpanjang selama mungkin waktu hidup kita. Tokoh utama dari buku ini adalah ilmuwan Inggris Aubrey de Grey, yang meramalkan bahwa suatu saat ilmu pengetahuan akan memberi kita jangka waktu hidup selama 1.000 tahun. Aubrey menegaskan bahwa ilmu biologi molekuler akhirnya telah berhasil menghasilkan obat pencegah penuaan.
Namun, apa pengaruhnya obat itu jika setelah menjalani hidup selama 1.000 tahun, akhirnya kita akan mati juga? Ramalan De Grey hanya menunda seseorang menghadapi pertanyaan penting tentang apa yang terjadi setelah kita mati. Ramalannya tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Kitab Suci menyatakan kepada kita bahwa kematian bukanlah akhir dari keberadaan kita. Sebaliknya, kita diyakinkan bahwa setiap orang akan berdiri di hadapan Kristus untuk dihakimi—orang percaya menurut pekerjaannya dan orang yang tidak percaya atas penolakan mereka terhadap Dia (Yoh. 5:25-29; Why. 20:11-15). Kita semua adalah manusia berdosa yang membutuhkan pengampunan. Dan hanya kematian Kristus di kayu salib yang memberikan pengampunan untuk semua orang yang percaya (Rm. 3:23; 6:23). Alkitab mengatakan, “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27).
Pertemuan tatap muka kita dengan Allah kelak meletakkan segala sesuatu pada sudut pandang yang benar. Jadi, baik kita hidup 70 tahun atau 1.000 tahun, masalah kekekalan tetaplah sama: “Bersiaplah untuk menemui Allahmu!” (Am. 4:12). —HDF
Yang lebih penting dari waktu hidup yang panjang
Adalah di mana engkau akan menghabiskan kekekalan;
Jika kau menaruh imanmu dalam Kristus,
Kau akan melihat kemuliaan surgawi. —Sper
Hanya mereka yang telah beriman kepada Kristus yang siap bertemu dengan Sang Pencipta.
Selalu menyertakan Tuhan Yesus dalam tiap situasi, karena hanya Dia yang setia pada kita ^^
Selamat ulang tahun yg ke 1000 tahun ya. Saya sebenarnya jenuh di dunia ini, bosan dan tidak menikmati hidup. Kenapa tidak langsung kiamat saja? Dosa-dosa di dunia ini menjijikan. Setiap hari saya ketemu manusia munafik. Bangga dengan dosa-dosanya. Sebenarnya jika di beri pilihan, saya lebih memilih kiamat di percepat saja. Dunia ini semakin menjengkelkan, apalagi iblis yg semakin kuat. Saya beberapa tahun lalu bertemu iblis, iblis itu mau membunuh saya. Tapi katanya, aku tidak akan membunuhmu karena masa lalu kita, tapi jika kita bertemu kedua kalinya, aku akan membunuhmu. Masa lalu, berada di satu tempat, iblis yg cerdik, punya kuasa serta sangat dekat dengan malaikat. Ternyata punya ambisi melawan Tuhan, setelah pemberontakan itu si iblis dengan tentara malaikat yg berhasil dikuasainya berperang dengan 12 pasukan malaikat, perang di langit, tapi tidak dicatat gak tau kenapa, mungkin ditutupi. Ternyata kecerdikannya dihancurkan Tuhan. Iblis ditangkap, dihukum. Inilah kisah iblis yg cerdik, ternyata di dunia saya kembali berhadapan dengan iblis ini. Dulu saya menghadapinya dengan memiliki segalanya dan menangkapnya, sekarang saya hanya sendirian menghadapi iblis. Apakah ini adil? Tentara yg dilucuti senjatanya kemudian disuruh berperang, seorang yg punya basic milliter disuruh jadi pelayan Tuhan. Apakah wajar? Tentara yg biasanya pegang pasukan, sekarang disuruh menjelaskan Alkitab/Bible, apakah mungkin? Sedangkan seni berperang dan kematian adalah makanan sehari-hari. Tapi sekarang disuruh menjelaskan kepada manusia tentang kehidupan kedua. Kadang dilema juga, satu sisi pegang pasukan yg keras tapi di satu sisi mengajarkan kasih Tuhan. Semua ini gara-gara iblis, adilkah saya juga di buang ke dunia ini. Saya adalah saya yg dulu. Diberi tugas mempersiapkan kedatanganNya. Kisah yg berat, sungguh berat. Inilah kisah saya, mana kisahmu?
Smartphone saya eror, astaga saya menuliskan apa di kolom komentar. Maaf ya admin warungsatekamu. Saya mau berhenti tuliskan komentar, mau fokus siapkan kerjaan dan tugas-tugas saya. Good bye