Naik Ke Puncak

Rabu, 14 September 2011

Baca: 1 Samuel 15:17-30

Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. —Filipi 2:3 BIS

“Kurang berambisi.” Ini bukanlah pernyataan yang ingin Anda lihat dalam tinjauan kinerja Anda. Dalam hal pekerjaan, para karyawan yang kurang berambisi jarang mendapat kesempatan untuk naik sampai ke tampuk pimpinan organisasi. Tanpa kemauan yang kuat untuk mencapai sesuatu, tidak akan ada hal yang dapat dicapai. Namun, ambisi bisa membawa dampak yang negatif. Ambisi sering membuat seseorang meninggikan diri sendiri dan bukannya mencapai sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Itulah masalah yang dihadapi oleh banyak raja Israel, termasuk sang raja yang pertama. Saul mulai memerintah dengan kerendahan hati, tetapi lambat laun ia mulai menganggap bahwa jabatan itu sebagai hak miliknya. Saul lupa bahwa ia menerima tugas istimewa dari Allah untuk memimpin umat pilihan-Nya dengan cara-cara yang dapat menuntun bangsa lain kepada Allah. Ketika Allah menolak Saul sebagai raja, yang dipedulikan Saul hanyalah kepentingan dirinya sendiri (1 Sam. 15:30).

Dalam dunia dimana ambisi sering mendorong orang untuk melakukan apa pun demi naik ke suatu posisi yang berkuasa atas orang lain, Allah memanggil umat-Nya untuk memiliki suatu jalan hidup yang baru. Kita tidak boleh melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri (Flp. 2:3) dan harus menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita (Ibr. 12:1).

Jika Anda ingin menjadi seseorang yang “naik ke puncak,” biarlah ambisi Anda adalah untuk senantiasa rela mengasihi dan melayani Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan Anda (Mrk. 12:30). —JAL

Bangunlah, oh umat Allah!
Hal-hal yang remeh tinggalkanlah:
Berikan hati, pikiran, kekuatan, dan jiwa,
Untuk melayani Raja segala raja. —Merrill

Ambisi hanyalah suatu pandangan sempit bila pandangan kita tidak tertuju kepada Allah.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. dian sinurat
    dian sinurat says:

    sebenarnya melayani dan melakukan kehendak Allah adalah tujuan hidup manusia yang akan membuat manusia bersukacita tiada henti untuk melakukannya jika manusia itu telah mengenal Allah dan telah menikmati Allah dengan tiada henti.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *