Kisah Sebuah Tembok

Kamis, 29 September 2011

Baca: Efesus 2:11-22

Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah. —Efesus 2:14

Saat mengunjungi lokasi reruntuhan Tembok Hadrian di wilayah Inggris Utara, saya merenungkan fakta bahwa mungkin inilah pencapaian yang paling dikenang dari seorang kaisar Romawi yang mulai berkuasa sejak tahun 117 Masehi. Sebanyak 18.000 tentara Romawi berjaga-jaga di tembok sepanjang 128 km yang dibangun untuk menahan kaum barbar dari Utara supaya tidak menyerang ke Selatan.

Hadrian dikenang karena mendirikan sebuah bangunan tembok fisik untuk menahan supaya orang-orang tidak masuk. Sebaliknya, Yesus Kristus dikenang karena meruntuhkan tembok rohani untuk memperkenankan orang masuk.

Ketika gereja mula-mula mengalami ketegangan yang terjadi di antara orang-orang percaya berkebangsaan Yahudi dengan orang percaya keturunan non-Yahudi, Paulus memberitahu mereka, bahwa melalui Kristus, mereka berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah di dalam keluarga Allah. “Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah . . . untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera . . . . karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” (Ef. 2:14-15,18).

Salah satu aspek terindah dari iman Kristen adalah adanya kesatuan di antara para pengikut Yesus. Melalui kematian-Nya di kayu salib, Kristus telah mengenyahkan rintangan-rintangan yang sering kali memisahkan orang satu sama lain, dan telah membawa kita bersama-sama masuk dalam persahabatan dan kasih yang sejati. —DCM

Umat Allah punya banyak tugas yang harus dilakukan
Untuk melayani Kristus di masa sekarang
Mereka patut menggunakan waktu mereka yang berharga
Untuk saling berbagi, mengasihi, dan berdoa. —Branon

Kesatuan umat Kristen dimulai di kayu salib.

Bagikan Konten Ini
2 replies
  1. dian e.s.
    dian e.s. says:

    lihatlah Allahku pernah mati di salib itu, tapi karena itulah aku mengenal kasih, dan aku ingin mengasihiNya dan sesamaku.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *