Jaminan Mulia

Senin, 12 September 2011

Baca: 2 Korintus 5:1-10

Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka beralih dari tubuh ini dan untuk menetap pada Tuhan. —2 Korintus 5:8

Ketika saya berbincang dengan seorang pria yang istrinya telah meninggal dunia, ia menceritakan kepada saya tentang seorang teman yang berkata kepadanya, “Saya turut berdukacita, Anda telah kehilangan istri Anda yang tercinta.” Jawaban pria itu? “Oh, saya tidak kehilangan istri saya; saya tahu persis di mana ia berada sekarang!”

Bagi sejumlah orang, pernyataan tegas seperti itu tampak terlalu blak-blakan atau bahkan sembrono. Dengan banyaknya teori tentang apa yang terjadi pasca kematian, orang mungkin bertanya-tanya bagaimana kita bisa benar-benar yakin ada di mana orang yang kita kasihi setelah kematiannya, belum lagi soal akhir hidup kita sendiri.

Meski demikian, keyakinan memang pantas dimiliki oleh para pengikut Yesus Kristus. Kita telah memperoleh jaminan dari firman Allah bahwa ketika kita meninggal, kita akan segera bersama dengan Tuhan (2 Kor. 5:8). Syukurlah, hal ini bukan sekadar harapan kosong. Keyakinan ini didasarkan pada kenyataan sejarah bahwa Yesus telah datang dan mati untuk membatalkan hukuman dosa atas kita sehingga kita bisa menerima hidup yang kekal (Rm. 6:23). Lalu, Yesus membuktikan bahwa sungguh ada kehidupan setelah kematian dengan cara bangkit dari kematian-Nya dan naik ke surga, dimana Dia sedang menyediakan tempat bagi kita seperti yang telah dijanjikan-Nya (Yoh. 14:2).

Jadi, bersukacitalah! Karena ada berkat yang tersedia bagi kita di dalam kekekalan, bersama Paulus, kita bisa dengan yakin mengatakan bahwa “hati kami tabah, dan terlebih suka beralih dari tubuh ini dan untuk menetap pada Tuhan” (2 Kor. 5:8). —JMS

Tuhan, saat kuhembuskan napas terakhir
Dan bertatap muka dengan-Mu dalam kematian,
Hatiku akan bernyanyi selamanya
Menaikkan pujian surgawi bagi Rajaku. —Raniville

Bagi pengikut Yesus, kematian berarti surga, kebahagiaan, dan bersama-Nya.