Paulus, Seorang Yang Tua

Rabu, 13 Juli 2011

Baca: Filemon 1:1-9

Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, . . . mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku . . . Onesimus. —Filemon 1:9-10

Merayakan ulang tahun saya yang ke-60 benar-benar mengubah cara pandang saya tentang kehidupan, karena dulu saya berpikir bahwa orang yang berusia enampuluhan berarti “sudah tua”. Lalu saya mulai menghitung tahun-tahun produktif yang mungkin masih tersisa dan menetapkannya pada angka 10 tahun. Saya terus memegang pemikiran sempit seperti ini sampai saya teringat akan seorang rekan kerja yang masih sangat produktif meskipun sudah berusia 85 tahun. Jadi saya menemuinya untuk bertanya, seperti apakah hidup setelah berusia 60 tahun. Ia menceritakan kepada saya sejumlah kesempatan pelayanan yang mengagumkan, yang telah diberikan Tuhan kepadanya selama 25 tahun terakhir.

Paulus, yang menyebut dirinya “sudah menjadi tua” dalam Filemon 1:9, benar-benar menggemakan perasaan saya sendiri tentang menjadi tua: “Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, . . . mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku . . . Onesimus” (ay.9-10). Paulus meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus, budaknya yang melarikan diri. Sejumlah ahli Alkitab percaya bahwa umur Paulus berkisar antara 40-an akhir atau 50-an awal ketika ia menulis surat ini—tentu bukanlah seorang yang lanjut usia menurut ukuran masa kini. Namun, harapan hidup di masa itu jauh lebih pendek. Meski menyadari usianya semakin senja, Paulus masih terus melayani Tuhan untuk beberapa tahun lagi.

Meski kita mungkin mengalami keterbatasan jasmani atau jenis-jenis keterbatasan lainnya, yang terpenting adalah bahwa kita terus melakukan apa yang dapat kita lakukan bagi Tuhan sampai Dia memanggil kita berpulang ke rumah-Nya. —HDF

Janganlah berpikir karyamu tak diperhitungkan
Meskipun mungkin hanya karya yang bersahaja;
Tuhan mengetahui dengan baik kesetiaanmu
Ketika kau memberikan segalanya kepada-Nya. —D. De Haan

Allah dapat memakai Anda berapa pun usia Anda—jika Anda memang bersedia.

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. yefta
    yefta says:

    Hidup walaupun hanya satu hari saja, itu adalah hak istimewa yang Tuhan berikan kepada kita supaya kita bisa melayani-Nya. Praise the Lord!

  2. anit
    anit says:

    bertambah umur bukan menjadi masalah.. harusnya kita berterima kasih pada Tuhan karena kita bisa melayaniNya lebih lama lagi… selamat melayani teman2… GBU^^

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *