Menyentuh Hidup

Rabu, 6 Juli 2011

Baca: Galatia 6:6-10

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. —Galatia 6:9

Dan, teman saya yang dalam waktu dekat akan lulus dari SMA, mendapat tugas untuk membuat presentasi sebagai seorang siswa tahun terakhir. Ia diberi waktu 15 menit untuk membagikan pengalamannya bersekolah sampai ia berhasil diwisuda dan untuk berterima kasih kepada orang-orang yang telah menolongnya sepanjang masa studinya.

Tatapan saya menyusuri ruangan itu sebelum ia mulai berbicara. Ada bermacam-macam orang—sejumlah keluarga muda, guru-guru, teman-teman, para pemimpin gereja, dan para pelatih—yang hadir di ruangan itu. Dan mulai menceritakan bagaimana setiap orang telah menyentuh hidupnya. Seorang wanita telah menjadi seperti bibinya sendiri dan selalu siap menolongnya kapan saja. Seorang pria berusia 30-an sering bersamanya membahas Kitab Suci dan memberinya nasihat. Seorang pria lainnya telah mengajarinya disiplin dan kerja keras. Seorang teman dari gereja mengantar-nya ke tempat latihan bola setiap hari karena ibunya tidak sempat mengantarnya. Sepasang suami-istri telah memperlakukannya seperti putra mereka sendiri. Ada satu hal yang sama di sini—mereka semua hanyalah orang-orang Kristen biasa yang telah mengulurkan tangan mereka hingga memberi pengaruh pada hidup Dan.

Paulus mendorong kita untuk “berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (Gal. 6:10). Kita dapat berperan dalam membentuk hidup orang lain dengan cara menunjukkan perhatian dan berbuat baik kepadanya. Sama seperti yang dialami oleh Dan, kita pun dapat menuai hasilnya (ay.9).

Pandanglah sekeliling Anda. Apakah ada seseorang yang hidupnya memerlukan sentuhan Anda? —AMC

Tuhan, berikanku hati yang penuh belas kasihan
Yang terbeban dengan kebutuhan sesama
Agar aku dapat menunjukkan kebaikan-Mu
Dalam sikap, perkataan, dan perbuatanku. —Fitzhugh

Berusahalah berbuat baik semampu kita, bagaimanapun caranya,
terhadap siapa saja, selagi kita mampu.

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. kaka.sheva
    kaka.sheva says:

    Dia telah terlebih dahulu mengasihi kita, maka marilah kita juga mengasihi sesama ^^

  2. Hendri sianipar
    Hendri sianipar says:

    Kasih-Nya begitu melimpah kepada kita,,maka kita harus bisa mengasihi sesama..

  3. anit
    anit says:

    banyak cara Tuhan untuk menjangkau masing2 dari pribadi kita… maukah kita menjadi alatNya, dalam keseharian kita, sehingga melalui kita orang lain terberkati kuasa Tuhan??? AQ MW!!!! heheheheee… semoga kalian jg mw… GBU^^

  4. Cipto Hartanto
    Cipto Hartanto says:

    aku merasa, setiap bentuk sukacita maupun dukacita yang aku alami adalah penyertaan Tuhan yang tidak pernah berhenti. mungkin untuk yang dukacita itu menimbulkan kekecewaan, tetapi Tuhan mengerti, Dia akan mengirimkan sahabat-sahabat rohani untuk menguatkan kembali.. di sana Dia hanya berkata, “aku sedang membentukmu”. :). I love You Jesus.. I love you all my friend 🙂

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *