Mengosongkan Sampah Dosa

Sabtu, 16 Juli 2011

Baca: Efesus 4:17-32

Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. —Lukas 6:45

“Menyebalkan sekali rancangan mesin ini,” gerutu saya ketika mengosongkan mesin penghancur kertas kami. Saya mengikuti saran yang baik untuk menghancurkan dokumen pribadi, tetapi saya selalu saja tidak berhasil mengosongkan kotak penampung kertasnya tanpa menumpahkan isinya hingga berceceran di karpet! Suatu hari ketika sedang mengumpulkan sampah, saya berpikir apakah perlu repot-repot membuang isi kotak penampungan yang baru setengah penuh itu. Namun, ketika saya menaruh kantong plastik kecil di atas kotak penampung itu dan membalikkannya, saya senang ketika melihat tidak ada sepotong kertas pun jatuh ke lantai.

Sayalah yang salah mengira. Selama ini saya menunggu sampai kotak penampung itu terisi penuh sebelum saya mengosongkannya!

Ketika mengizinkan dosa memenuhi hati kita, dosa itu pun akan meluap hingga membanjiri hidup kita. Lukas 6:45 berkata bahwa “orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” Karena “apa yang diucapkan mulut [kita], meluap dari hati [kita].”

Bagaimana jika kita ingin mengosongkan hati kita dari sampah dosa sebelum itu meluap ke dalam hubungan kita dengan sesama? Maukah kita membuang kepahitan, sikap keras kepala, rasa geram kita? (Ef. 4:26-32). 1 Yohanes 1:9 mengingat kita bahwa, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Mesin penghancur kertas memang dirancang untuk menjadi tempat sampah. Anda dan saya tidak! —CHK

Oh Allahku, jenguklah diriku,
ujilah hati dan pikiranku.
Aku telah berdosa dan cemar,
sucikan dan jadikan ‘ku benar.
—Orr
(Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 13)

Akuilah sepenuhnya dosamu, karena engkau pun tidak dapat menyembunyikannya dari Allah!

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. lala
    lala says:

    Saya pernah mengalami hidup dng kekesalan thd org yg menyakitiku, semakin kita memikirkan yg ada rasa sebal, iri wah tak enak rasanya yg ada berkat kita hilang dan dia rasanya semakin diberkati. Rom 12:19-21 mengubah segalanya, memberikan pengampunan ternyata memberikan suka cita, damai sejahtera dan diberkati. Tentu saja kunci utama mengandalkan Tuhan utk dpt mampu mengampuni. Love is giving.Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *