Kekuatan Suatu Janji
Jumat, 8 Juli 2011
Baca: Kejadian 2:18-25
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya. —Matius 19:5

Saya hanya memakai dua buah perhiasan: sebuah cincin kawin di jari saya dan seuntai kalung salib Celtic kecil di leher saya. Cincin itu mewakili janji saya untuk tetap setia kepada Carolyn, istri saya, sepanjang hidup saya. Kalung salib mengingatkan saya bahwa saya melakukannya bukan hanya semata-mata bagi Carolyn, tetapi demi Yesus. Dia telah meminta saya untuk tetap setia pada Carolyn sampai maut memisahkan kami.
Suatu janji pernikahan bermakna lebih dari sebuah kontrak yang dapat kita putuskan dengan membayar ganti rugi. Ini adalah janji yang unik, yang jelas-jelas dimaksudkan untuk mengikat sampai kematian memisahkan kita (Mat. 19:6). Pernyataan “baik dalam suka maupun duka; pada waktu kaya maupun miskin; dalam keadaan sakit maupun sehat” memberikan kesadaran akan adanya kemungkinan bahwa tidaklah mudah bagi kita untuk memegang janji tersebut. Keadaan dapat berubah, demikian juga pasangan kita.
Sesungguhnya, pernikahan itu tidaklah mudah; ada banyak ketidakcocokan dan kesulitan dalam penyesuaian diri. Hubungan yang saling menyakiti dan membahayakan memang patut dihindari, tetapi dengan menerima berbagai kesulitan yang timbul akibat kemiskinan, penderitaan, dan kekecewaan, sepasang suami istri dapat memperoleh kebahagiaan. Janji pernikahan adalah suatu kewajiban yang mengikat untuk saling mengasihi, menghormati, dan menghibur di sepanjang hidup kita, karena Yesus telah meminta kita untuk melakukannya. Seorang teman berkata, “Inilah janji yang membuat kita tetap setia bahkan ketika kita merasa berat untuk memegang janji itu.” —DHR
“Dalam suka maupun duka” kami berjanji,
Melalui kesakitan dan melalui perselisihan;
Dan oleh pertolongan dan anugerah Allah
Kami akan memegang janji ini sehidup semati. —D. De Haan
Kasih itu lebih dari sekadar perasaan; kasih adalah suatu komitmen.
Jesus bless Us
Kasih membutuhkan sikap dan loyalitas ^^
Saat kita masuk dalam sebuah dunia baru yaitu Pernikahan, kita harus siap berkorban tenaga, materi, bahkan hati kita sendiri. mungkin ada sebagian orang yang tidak tahan dengan perbedaan pendapat, tetapi saat sudah masuk kedalamnya, kita harus bisa mengendalikan emosi kita itu. Berdoa kepada Yesus agar hati kita dibentuknya seturut kehendakNya!
komitmen dalam pernikahan = JANJI SEUMUR HIDUP
🙂 Bless u all! 🙂
Ajar kami untuk memegang suatu komitmen , Bapa..
komitmen memang berat… namun janji harus ditepati… apalagi janji ama Tuhan… hehehee.. keep your promise yach… sekecil apapun dan seberat apapun itu… GBU
Benar, ajar kami untuk memegang teguh arti komitmen Bapa.. Sebab apa yang telakh dipersatukan Tuhan tidak dapat diceraikan oleh manusia kecuali karena kematian.. How Great Thou Art my Lord Jesus =_=
Jadi ingat, sebelum kami menikah sempat mengikuti seminar keluarga di RMCI, ada kata-kata yg indah yg akan saya ingat: “Married is not the end of your struggle, but married is the beginning of your cross”
Tuhan, tolonglah setiap pasangan yg baru menikah agar kami dapat memikul salib kami, menjaga rumah tangga kami dari segala godaan dan tantangan.
Janji yg manis bagi kita dan Dia:)