Kehidupan Yang Baik

Jumat, 29 Juli 2011

Baca: Mikha 6:6-8

Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah. —Mazmur 73:28

Para filsuf berpikir, “Apakah yang dimaksud dengan kehidupan yang baik dan siapa yang bisa memilikinya?” Saya langsung teringat pada teman baik saya, Roy.

Roy adalah seorang pria pendiam dan lemah lembut, tidak suka menonjolkan diri, yang mempercayakan hidupnya kepada pemeliharaan Bapa surgawi, dan yang kerinduannya semata-mata adalah melakukan kehendak Bapa-Nya. Ia memiliki sudut pandang surgawi dan sering mengingatkan saya: “Kita hanyalah pengembara di bumi ini.”

Roy meninggal pada musim gugur yang lalu. Pada ibadah untuk mengenangnya, para sahabat mengingat pengaruh yang diberikan Roy pada kehidupan mereka. Banyak yang bercerita tentang kebaikan hatinya, ketulusannya dalam memberi, kerendahan hatinya, dan belas kasihannya. Bagi banyak orang, Roy adalah wujud nyata dari kasih Allah yang tanpa syarat.

Setelah ibadah itu, putra Roy pergi ke suatu panti wreda, tempat ayahnya menjalani hari-hari terakhirnya. Ia mengumpulkan barang-barang milik ayahnya: dua pasang sepatu, beberapa lembar kemeja dan celana, dan sejumlah barang lainnya—seluruh harta duniawi yang dimiliki Roy—dan menyumbangkan semuanya kepada badan amal. Roy tidak pernah memiliki apa yang dianggap sebagian orang sebagai kehidupan yang baik, tetapi ia kaya di hadapan Allah dalam perbuatan baik. George MacDonald menulis, “Siapakah yang mewarisi langit dan bumi: Apakah ia yang punya seribu rumah, ataukah ia yang tidak punya rumah sendiri, tetapi punya sepuluh sahabat yang akan menyambutnya dengan sukacita ketika ia mengetuk pintu rumah mereka?”

Benarlah, hidup Roy adalah suatu kehidupan yang baik. —DHR

Marilah kita menjadi murid Kristus yang sejati
Dengan memperhatikan kebutuhan orang lain;
Membantu sesama melangkah dalam hidup
Dengan perkataan atau perbuatan yang lemah lembut. —Thorson

Tanpa Allah, tak ada yang dapat memiliki kehidupan yang baik.

Bagikan Konten Ini
9 replies
  1. surya disa
    surya disa says:

    Mari kita wujudkan kasih Kristus melalui perbuatan, tingkah laku, dan tutur kata kita

  2. Cipto Hartanto
    Cipto Hartanto says:

    wow.. ilustrasinya mengharukan.. yep, benar sekali. kadang kita menganggap materi lebih dari sebuah persahabatan bahkan lebih dari Tuhan itu sendiri. mari kita belajar untuk “dekat ALLAH saja” kita merasakan damai, sukacita dan kehidupan yang lebih baik.. karena dia adalah ALLAH yang mengenal hati kita sampai kedalaman hati yang kita sendiri tidak tahu.. 🙂 Dia tahu kebutuhan kita 😀 thanks Jesus 🙂 GBU all 🙂

  3. evylina
    evylina says:

    Sungguh saat teduh ini menjawab semua pergumulanku selama ini.
    Pemahamanku yang salah selama ini dijawab tegas oleh firman Allah yang kubaca pagi ini.

    Tuhan Allah Bapaku, ajarkan ku Bapa untuk sungguh menjadi cerminan Kasihmu yang Luar Biasa. tanpa merasa khawatir akan apapun di dunia ini,.

    Semoga firman ini mampu menyentuh setiap jiwa yang membacanya,..

    Tetap Smangat ya! 🙂

  4. Welly
    Welly says:

    Berserahlah kepada Allah. Biarkan Dia yang mengatur kehidupan kita. Dan kita juga harus mau belajar untuk mau diatur dan mau berserah kepada Allah.

    Dengan hidup yang bersandar pada Allah, maka kehidupan kita bisa menjadi dampak bagi orang-orang di sekeliling kita.

    GBU

  5. Christin
    Christin says:

    Memang benar tanpa Allah hidup ini tidak akan ada artinya.
    Tanpa Allah kita tidak akan mempunyai hidup.Karena hanya Allah sumber kehidupanku.

  6. Galih
    Galih says:

    Berserah hidup kita kepada Allah dan menaati perintah-Nya dijamin kehidupan yang lebih indah akan diberikan oleh-Nya melalui keadaan yang kita tidak duga sebelumnya. Gb us all.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *