Buka Lebar-Lebar!

Minggu, 3 Juli 2011

Baca: 1 Petrus 2:1-5

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan. —1 Petrus 2:2

Pada awal musim semi, saya dan istri menyaksikan suatu pertunjukan yang memukau dari burung-burung di luar jendela dapur kami. Sepasang burung hitam yang membawa jerami di paruh mereka masuk ke sebuah lubang ventilasi kecil di rumah tetangga kami. Dua minggu kemudian, kami dengan gembira melihat adanya empat anak burung yang menjulurkan kepalanya keluar dari lubang ventilasi itu. Sepasang induk burung itu pun bergiliran memberi makan bayi-bayi mereka yang kelaparan.

Melihat mulut anak-anak burung yang terbuka lebar itu mengingatkan saya tentang betapa pentingnya bagi pengikut Kristus untuk memiliki kerinduan yang besar akan makanan rohani. Dalam 1 Petrus 2:2, Rasul Petrus menggunakan analogi dari bayi yang sangat rindu diberi makan: “Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.” Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi “ingin” mengungkapkan tentang hasrat yang begitu kuat. Ini merupakan kata yang juga mengandung arti “menginginkan sepenuh hati” atau “merindukan dengan sungguh”.

Mungkin kelihatannya aneh ketika kita diperintahkan untuk memiliki kerinduan yang sungguh terhadap sesuatu. Namun, tidak seperti anak burung dan para bayi yang kelaparan, kita perlu diingatkan mengenai kebutuhan kita akan makanan rohani. Walaupun kita pernah menyantap firman itu sebelumnya (ay.3), kita perlu menyadari bahwa kebutuhan kita itu berlangsung terus-menerus. Tanpa tambahan asupan, pertumbuhan rohani kita akan menjadi lemah. Allah rindu memberi makan anak-anak-Nya yang terkasih. Jadi, bukalah lebar-lebar! —HDF

Rasa laparku akan kebenaran, Dia puaskan;
Ku diberi makan Firman, Roti Hidup:
Ku tak merasa dahaga, karena anugerah-Nya,
Sumber yang tak pernah kering penuhi kebutuhanku. —Sanders

Mengabaikan firman akan menyengsarakan jiwamu;
merenungkan firman akan memuaskannya.

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. dian e.s.
    dian e.s. says:

    memang alaminya kita adalah manusia ciptaannya yang terdiri dari manusia jasmani dan manusia rohani jadi kalau manusia jasmani kita butuh susu atau makanan materi, manusia rohani kita butuh firman Tuhan untuk memuaskannya dan untuk pertumbuhannya (manusia rohani), so firman itu harus kita makan.

  2. Hendri sianipar
    Hendri sianipar says:

    Kita sebagai anak-anak Allah pasti diberikan yang terbaik oleh-Nya,maka daripada itu kita memang wajib menyantap makanan rohani yang diberikan Allah kepada kita..
    Karena melalui firman-Nya lah kita dapat hidup.

  3. ade franz
    ade franz says:

    jngan lh prnah merasa bahwa kita di tinggal ALLAH sbab ALLAH tak kn prnah meninggal kn kta…
    bhkan Dya juga memberikna kia putraNya yg tunggl untuk menebus kta umatNya yg berdosa !
    🙂
    happy sunday

  4. Cipto Hartanto
    Cipto Hartanto says:

    betul sekali, skalipun firman yang kita terima itu “ngulang” tp rhema itu tetap baru.. 🙂 karena kalo menurut saya setiap hari hidup kita ga pernah sama 🙂 kata Tuhan, hari2 kita dibentuknya selalu baru setiap pagi 🙂

    enjoy! 🙂
    GB!

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *