Putus Hubungan
Kamis, 19 Mei 2011
Baca: Filipi 4:2-7
Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri. —Filipi 2:3

Dari balkon rumah saya, saya menyaksikan bangunan apartemen setinggi 20 lantai sedang dirobohkan. Perobohan bangunan ini memakan waktu nyaris seminggu. Di tempat bangunan yang dirobohkan tersebut sedang dibangun sebuah gedung baru. Setelah beberapa bulan lamanya, dan meskipun berbagai aktivitas konstruksi terus dilanjutkan pada malam hari dan di akhir pekan, pembangunan gedung baru itu pun belum juga selesai. Memang lebih mudah merobohkan daripada membangun!
Apa yang terjadi dalam kegiatan perobohan dan pembangunan gedung juga berlaku dalam hubungan antar pribadi. Di Filipi 4:2, Paulus menulis kepada dua wanita di gereja tersebut, “Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.” Jika tidak segera diselesaikan, pertengkaran antara dua wanita tersebut dapat menyebabkan runtuh-nya kesaksian dari jemaat Filipi. Oleh karena itu, Paulus mendorong “seorang temannya yang setia” (ay.3) untuk membangun kembali hubungan di antara mereka.
Sayangnya, orang-orang Kristen memang dapat bertengkar, tetapi kita seharusnya berusaha “hidup dalam perdamaian dengan semua orang” (Rm. 12:18). Jika konflik kita tidak diselesaikan, kesaksian hidup Kristen yang dibangun dengan kerja keras dapat hancur. Diperlukan banyak upaya dan waktu untuk memulihkan kembali hubungan yang telah putus. Namun, hal ini patut dilakukan. Sama seperti bangunan baru yang ditegakkan di antara reruntuhan, umat percaya yang telah dipulihkan dapat tumbuh semakin kuat.
Kiranya kita terus berupaya saling membangun melalui perkataan dan tindakan kita hari ini! —CPH
Kita punya musuh yang sama
Yang ingin merusak kehidupan gereja
Mempelai Kristus yang berharga,
Melalui keduniawian dan pertikaian. —Sper
Dua pengikut Kristus lebih baik dari seorang diri—ketika keduanya dapat bersatu.
Hidup berdamai dengan lingkungan kita, agar mareka dapat melihat kita hidup dalam kasih Yesus ^^
berdamai itu indah. bahkan sebenarnya Kristus mati di kayu salib untuk menganugerahkan perdamaian antara Allah dan manusia, dan manusia dengan manusia. karena itu hendaknya kita memperjuangkan nya.
Tuhan memberkati.
hiduplah untuk MENGASIHI…seperti YESUS yang setia mengasihi anda,saya,dan semua orang… bahkan IA menerbitkan matahari dan menurunkan hujan bagi setiap orang,,baik org jahat maupun baik,baik orang benar maupun tidak benar.
Putus hubungan atas karena ke-egoisan kedua belah pihak dapat menciptakan dilema pada masing-masing diri. Berdamai dengan hati sendiri, mohon kekuatan dari Tuhan Yesus, agar masa dimana setelah putus hubungan tersebut dapat dilewati dengan ketabahan dan kedamaian di dalam hati pribadi lepas pribadi.
butuh ketekunan,anti patah semangat,kesabaran,kerelaan,ketulusan,mengalah, hanya untuk “membangun”, 😀 , thx,, Godbless