Pilihan Selain Balas Dendam

Selasa, 17 Mei 2011

Baca: Ulangan 19:16-21; Matius 5:38-45

Janganlah engkau menuntut balas, . . . melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. —Imamat 19:18

Pada suatu hari Minggu ketika sedang berkhotbah, sang pendeta tiba-tiba ditegur dan ditonjok oleh seorang pria. Pendeta ini tetap melanjutkan khotbahnya, dan pria yang memukulnya ditangkap. Pendeta ini berdoa untuk pria tersebut, bahkan mengunjunginya di penjara beberapa hari kemudian. Sungguh suatu teladan tentang bagaimana cara menanggapi penghinaan dan kekerasan!

Meskipun seseorang diperbolehkan untuk membela diri, tetapi balas dendam pribadi adalah sesuatu yang dilarang dalam Perjanjian Lama: “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan” (Im. 19:18; lihat juga Ul. 32:35). Balas dendam juga dilarang oleh Yesus dan para rasul (Mat. 5:38-45; Rm. 12:17; 1 Ptr. 3:9).

Hukum Perjanjian Lama membenarkan pemberian ganjaran yang setimpal (Kel. 21:23-25; Ul. 19:21), untuk memastikan bahwa hukuman peradilan tidak memihak atau bermaksud jahat. Namun, ada prinsip lebih besar yang mengancam berkaitan dengan dendam pribadi: Keadilan harus tetap ditegakkan, tetapi dengan cara menyerahkannya ke tangan Allah atau kepada pihak berwenang yang ditetapkan oleh-Nya.

Alih-alih membalas dendam atas penderitaan dan penghinaan yang dialami, marilah kita menjalani pilihan hidup lain yang memuliakan Kristus dan yang dimampukan Roh-Nya: hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang (Rm. 12:18), tunduk kepada seorang pengantara rohani (1 Kor. 6:1-6), dan menyerahkan masalahnya kepada pihak yang berwenang, dan terutama sekali ke tangan Allah. —MLW

Tuhan, saat aku terganggu karena hinaan orang lain, tolong aku melepaskan hasrat untuk balas dendam.
Kiranya aku mencari keadilan dengan menyadari bahwa itu akan terjadi sesuai waktu-Mu.
Aku mau belajar mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Amin.

Serahkan keadilan akhir ke tangan Allah yang Mahaadil.

Bagikan Konten Ini
1 reply

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *