Hormatilah Kehormatan

Senin, 30 Mei 2011

Baca: Matius 6:1-6

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. —Matius 6:1

Saya selalu terkesan dengan kesederhanaan yang penuh khidmat dan megah dari upacara Pergantian Penjaga di Makam Pahlawan Tanpa Nama di Taman Makam Negara di Arlington, Amerika Serikat. Upacara yang dirancang dengan cermat ini merupakan suatu bentuk penghormatan bagi para tentara yang nama dan pengorbanannya “tidak diketahui selain oleh Allah”. Hal lain yang juga menyentuh adalah ketika mereka tetap melangkah dengan tegap di saat kerumunan orang telah pergi: dari satu posisi ke posisi lain, jam demi jam, hari demi hari, bahkan dalam cuaca buruk sekalipun.

Pada September 2003, badai Isabel mendekati Washington, DC, dan para penjaga diberitahu bahwa mereka dapat berlindung, jika badai buruk terjadi. Yang mengagumkan, dan ini tidak mengherankan, para penjaga menolak untuk beranjak! Dalam badai sekalipun, mereka tetap setia berjaga di pos mereka untuk menghormati rekan-rekan mereka yang telah gugur.

Saya percaya, yang menjadi dasar ajaran Yesus dalam Matius 6:1-6, adalah kerinduan-Nya supaya kita hidup mengabdi kepada-Nya dengan tanpa henti atau mementingkan diri sendiri. Alkitab meminta kita untuk melakukan perbuatan baik dan hidup kudus sebagai bentuk sikap ibadah dan ketaatan (ay.4-6), dan bukan sikap yang dibuat-buat untuk kemuliaan diri sendiri (ay.2). Paulus menyokong kesetiaan hidup yang seutuhnya ini ketika ia mendorong kita untuk memberikan tubuh kita sebagai “persembahan yang hidup” (Rm. 12:1).

Kiranya setiap waktu yang kami jalani, baik yang kami lakukan sendiri maupun di hadapan orang lain, menunjukkan pengabdian dan komitmen kami yang sepenuh hati kepada-Mu, Tuhan. —RKK

Berilah aku kekuatan pada hari ini, ya Tuhan, untuk bertahan dan memuliakan nama-Mu di tempat aku melayani. Kerinduanku adalah mempersembahkan diriku dalam pengabdian tanpa pamrih karena besarnya kasih-Mu bagiku. Amin.

Semakin kita melayani Kristus, semakin kita tidak melayani diri sendiri.

Bagikan Konten Ini
5 replies
  1. Dana bontot
    Dana bontot says:

    Terimakasih untuk renungan ini.
    Menjaga kehidupan sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki adalah harapan setiap orang percaya. Semua orang berlomba untuk memiliki hidup yang seperti itu. Semoga dari apa yang menjadi bahan renungan hari ini membuat hidup saya secara pribadi bisa menyenangkan Tuhan.

  2. dian e.s.
    dian e.s. says:

    salah satu ciri pelayan yang sejati adalah saat dia melayani bukan lagi untuk dirinya sendiri tapi sungguh murni untuk Allah bagi orang orang lain.
    Tuhan Yesus memberkati.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *