Permen Terakhir

Selasa, 5 April 2011

Baca: Mazmur 34:1-11

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! . . . orang-orang yang mencari Tuhan, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. —Mazmur 34:9,11

Suatu siang, Angela memberikan empat keping permen kepada putri kecilnya, Eliana, dan berkata bahwa cuma empat keping itu yang akan diterimanya.

Setelah melahap tiga permennya, Eliana berlambat-lambat menghabiskan permennya yang terakhir. Ia mengulum permen itu, mengeluarkannya dari mulut, menggigitnya, mengulumnya lagi, lalu mulai menggigiti bagian luarnya. Karena Eliana tahu bahwa permen itu adalah permen terakhirnya, ia memerlukan waktu 45 menit untuk menghabiskannya.

Angela mengamati putri kecilnya dengan hati senang. Angela baru menyadari bahwa ia  menyaksikan Eliana yang sedang belajar apa artinya menikmati—mengecap rasa dan tekstur permennya serta belajar meresapi setiap cita rasa yang mungkin dirasakannya dari pengalaman yang menyenangkan itu.

Ketika membaca, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!” (Mzm. 34:9), kita dapat memastikan bahwa Allah ingin kita “menikmati” kehadiran-Nya. Dia memperkenankan kita untuk memiliki pengenalan yang memuaskan dan intim akan diri-Nya. Dan pada saat kita merenungkan firman-Nya, kita akan memperoleh pemahaman yang makin mendalam tentang siapakah Dia yang sebenarnya (Yeh. 3:1-3). Ketika kita mengecap kebaikan dan kasih Allah, Dia akan menyingkapkan kuatnya cita rasa yang datang dari kreativitas, kedaulatan, kekudusan, dan kesetiaan-Nya.

Bapa kita pastilah mengamati kita dengan penuh sukacita, ketika kita belajar menikmati dan mengecap kehadiran-Nya. —CHK

Oh, kecaplah kebaikan Tuhan
Dan nikmatilah semua yang telah dikerjakan-Nya;
Mendekatlah dan berikanlah pujianmu kepada-Nya
Satu-satunya Pribadi yang kudus, berdaulat, dan setia. Sper

Menikmati hadirat Allah adalah hak istimewa kita yang terbesar.

Bagikan Konten Ini
17 replies
  1. Daud
    Daud says:

    Sayang skali saya sudah tdk bisa merasakan kasih karunia Tuhan lg,kehadirannya tidak dpt saya rasakan lg,hati saya sudah tawar akan Dia.Saya bs dgambarkan sbg domba yg sangat tersesat.Namun siapakah yg salah jika si domba tersesat?Si domba yg tdk tahu ap2 atw Si Gembala yg tdk bs mengarahkan dombanya shingga si domba tersesat?

  2. harriman
    harriman says:

    well, coba lihat deh daud, anak bungsu yang minta harta warisan ke ayahnya. mungkin km udah bosen mendengar ceritanya, tapi disitulah mungkin kamu sedang berada. di posisi si bungsu 🙂 semoga Roh Kudus melembutkan hatimu ya sdr daud..

  3. franklin D.T.
    franklin D.T. says:

    mazmur 34:5 Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
    34-6 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.

  4. Marni
    Marni says:

    @daud: Hi daud, km pasti bisa merasakan kasih Tuhan, berdamailah dengan keadaan, berdamailah dengan diri mu dan berdamailah dengan Tuhan. Dia begitu mengasihi mu…

  5. lala
    lala says:

    kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan. Kita akan merasakan kehadirannya bila kita mau utk tdk mengikuti perasaan kita yg negatif. Sehingga kita dapat merasakan betapa Tuhan itu baik sekali.

  6. wurayuda
    wurayuda says:

    @Daud: syalom saudara Daud, mungkin yg terjadi padamu adalah intimidasi Iblis sehingga seperti itu. Mereka ingin kamu menjauh dari Tuhan. Pada dasarnya, semua orang yang menyadari keberdosaannya dan mau minta maaf sama Tuhan berarti masih ada Roh Kudus di hatinya. Dalam agama Kristen, kalau mau tau apa tanda-tanda orang yang masih bisa diampuni Allah adalah orang tersebut masih mau minta ampun sama Allah. Jadi secara Alkitabiah dan lewat kacamata Iman, orang sepertimu itu justru masih bisa berdamai dengan Allah. Belum terlambat Daud. Ayo berdoa sama Tuhan Yesus! Curhat aja sama Dia apa adanya. PASTI dijawab!

  7. Daud
    Daud says:

    Trima kasih atas sarannya,hnya trgntung msing” pribadi,mgkin jika tmn” brada d posi2 saya,blm tntu tmn” msh bisa mberikan saran itu.sudah sebulan sejak saya berhenti berdoa,berhenti baca Alkitab & smakin menjauh dr Tuhan.apa yg saya rasakan?saya merasa tdk ada beban.sudah cukup saya memikul salib,saya menyerah.Jika seandainya ini atas usaha iblis,maka saya berterima kasih kpd Iblis,krn d saat saya butuh pertolongan bkn Tuhan yg menyambut,tp mlh si Iblis ini,saya tdk merasa rugi jauh dr Tuhan,Tuhan pun tdk rugi kehilangan saya.Karena saya tdk peduli surga atw neraka,saya tdk peduli akn keselamatan maupun pelayanan.Sudah tdk ada artinya lg it smua.yg terpenting adalah bgaimana saya bisa menikmati hidup saya tanpa melulu diberi cobaan oleh Sang Raja Cobaan alias Tuhan.

  8. chris
    chris says:

    klo aku berada dalam posisi bapak daud aku akan mencoba membaca literatur tentang ayub.
    luar biasa ketekunan yang dihasilkan ayub ketika cobaan yang diberikan Tuhan semakin besar.
    mungkin betul bahwa Tuhan adalah Raja atas cobaan karena setau aku, Dia adalah Raja atas segalanya.
    tetapi Dia juga MAHA KASIH dan tidak pernah memberikan cobaan melebihi yang kita sanggupi.
    cobaan ayub itu luar biasa loh pak, padahal dia dicobai bukan karena kesalahan tetapi justru karena kesalehan.
    aku yakin pasti beban itu masih ada di hati pak daud karena bapak masih menyempatkan melihat saran dari teman-teman warung sate kamu.
    teman-teman tolong doakan daud juga ya.
    aku yakin klo Tuhan berkenan Dia kan buka jalan..

  9. Daud
    Daud says:

    Terima kasih, tapi saya tidak butuh doa dari saudara-saudara sekalian. Sebaiknya saudara-saudara berdoa untuk diri saudara sendiri, karena saya sudah tidak percaya lagi kuasa doa, sudah tidak percaya kasih Tuhan. Jika saya mati saat ini juga, saya siap. Masuk nerakapun tidak peduli. Dalam cerita Ayub, Ayub diberi kesukaan terlebih dahulu (kesuksesan, kekayaan, keluarga, dll) sedangkan dalam kasus saya saya tidak diberi kesukaan sebesar itu. Tapi diberi cobaan yang walau lebih ringan dari Ayub namun saya menerimanya di usia yg masih cukup muda. Seandainya Ayub menerima kondisi seperti saya di usia 20an pasti Ayub tidak akan dimuat namanya di Alkitab.
    Sudahlah tidak usah pedulikan saya, jika Tuhan memang ada, tolong teman2 buktikan saja di sini sekarang mana Tuhan itu?saya ingin ngomong 4 mata langsung sama Tuhan.

  10. chris
    chris says:

    🙂
    Saya juga masih 20 tahun-an. Sama dong. hehe
    Terima kasih mas Daud. Pendapat saudara semakin menguatkan saya.
    Tuhan herkati ya. 😀

  11. chris
    chris says:

    🙂
    Saya juga masih 20 tahun-an. Sama dong. hehe
    Terima kasih mas Daud. Pendapat saudara semakin menguatkan saya.
    Tuhan berkati ya. 😀

  12. Daud
    Daud says:

    Sama”,tp saya tdk butuh berkat Tuhan.Tuhan pasti menjadi oknum yg paling menyesal sudah menciptakan saya.Pendapat anda jg menguatkan saya,Iblis berkati ya.

  13. wirayuda
    wirayuda says:

    @daud: maaf saya terlambat beri komentar balasan. Mas Daud punya facebook atau email? Mungkin ada beberapa hal yang bisa kita bahas. Saya terbeban untuk menolong. Facebook saya: bagus wirayuda (aabwy@yahoo.com)

  14. ester
    ester says:

    saya tinggal bersama dengan banyak anak di panti asuhan, disana bahkan yang masih kecilpun umur 3th mengalami hal yang kita sendiri tidak mau mengalaminya. Saya tidak mencoba meembandingkan hdp kita msng” tetapi yang saya tahu mereka belajar untuk “menikmatinya” dan menjadi kuat.

  15. Galih
    Galih says:

    Berlindung kepada Allah pasti akan terhindar dari masalah dan masalah apa pun yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan pertolongan-Nya yang ajaib

  16. valen
    valen says:

    Tuhan mengetuk pintu hati kita, tapi kalau tidak kita buka?..
    Tuhan akan lewat begitu saja!

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *