Pembenci Allah

Kamis, 28 April 2011

Baca: 2 Timotius 2:23-26

Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk. —Roma 1:28

Baru-baru ini saya mendengarkan sebuah buku audio karya seorang penganut ateisme garis keras. Si penulis buku membacakan tulisannya sendiri dengan sarkasme yang penuh kebencian dan rasa muak, dan ini membuat saya bertanya-tanya apa yang menyebabkannya begitu marah.

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa penolakan terhadap Allah dapat membawa seseorang pada sikap yang semakin membenci-Nya: “Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk . . . [untuk menjadi] pembenci Allah” (Rm. 1:28-30).

Menolak Allah tidak membawa orang pada pandangan sekuler yang netral. Bahkan, para ateis garis keras masa kini telah menunjukkan keinginan mereka untuk menghilangkan acuan apa pun dalam peradaban yang berhubungan dengan Sang Pencipta.

Ketika kita mendengar para ateis berusaha menghilangkan tanda salib atau penyebutan Sepuluh Perintah Allah dari khalayak umum, memang mudah bagi kita untuk membalas kebencian mereka kepada Allah dengan kebencian juga. Namun, kita dinasihati untuk membela kebenaran dengan sikap penuh kasih, “dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran” (2 Tim. 2:25).

Lain kali, jika Anda membaca karya atau mendengar perkataan dari seorang pembenci Allah, periksalah sikap Anda. Kemudian, mintalah kepada Allah untuk memberikan roh yang lemah lembut dan berdoalah supaya si pembenci dapat mengenal kebenaran. —HDF

Tuhan, tolong kami ‘tuk tidak membalas
Pada mereka yang membenci dan berpaling dari-Mu;
Tolong kami ‘tuk mengasihi dan berdoa
Supaya suatu hari nanti mereka menerima apa yang benar. —Sper

Belalah kebenaran dengan kasih.

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. David Setyadi Gunawan
    David Setyadi Gunawan says:

    Kalo namanya udah pake kasih apa masih bisa disebut konfrontasi??bukannya di 2 Timotius 2:24 dibilang “sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar”

    jadi kayaknya bukan konfrontasi deh…tetapi lebih dengan sabar kita menuntun si pembenci Allah dengan kasih supaya siapa tau Tuhan kasih kesempatan dia buat berubah…

  2. Dwi
    Dwi says:

    Hai David, mungkin maksud Kaka adalah konfrontasi dalam arti, memperhadapkan orang itu pada kesalahannya.

  3. Lase
    Lase says:

    Sifat untuk berontak terhadap Tuhan mempunyai benih dalam diri kita masing-masing, hanya saja maukah kita membiarkan sifat itu untuk mendominasi hidup kita???

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *